Denpasar (Antaranews Bali) - Sebanyak lima milenial Bali yang berusia di bawah 25 tahun menerima beasiswa "Anugerah Jurnalisme Warga (AJW) BaleBengong 2018" karena mendokumentasikan kabar hutan, kaki gunung, laut, dan kebun dari sejumlah desa di Bali.

Pemimpin Redaksi portal "Balebengong" Anton Muhajir dalam siaran pers yang diterima Antara di Denpasar, Selasa, menyebutkan kelima milenial itu merupakan koodinator peliputan dari karya yang diikutsertakan dalam AJW 2018.

Kelima koordinator tim yang menerima AJW sebagai sebuah apresiasi untuk pewarta warga yang diserahkan di Taman Baca Kesiman (11/11) itu adalah empat perempuan muda dan satu laki-laki yang semuanya mahasiswa, kecuali seorang siswa SMA. Mereka terpilih dari puluhan usulan.

Mereka adalah Ni Luh Putu Anjany Putri Suryaningsih, Made Daivi Candrika Seputri, Luh Putu Sugiari, Ni Luh Putu Murni Oktaviani, dan satu-satunya laki-laki adalah Nyoman Gede Pandu Nujaya. Semuanya mahasiswa, kecuali Anjany yang merupakan siswa SMAN 3 Denpasar.

Topik liputan mereka juga beragam seperti petani kakao lestari Jembrana menembus manisnya pasar dunia, Nyegara gunung melestarikan lingkungan gunung dan perairan di Karangasem, Signing Blue: wadah bagi pelaku wisata untuk mewujudkan pariwisata bahari yang bertanggung jawab di Bali, dan kesiapan tanggap bencana warga di Pulau Dewata.

Kelimanya mempresentasikan karyanya lewat tulisan dan video. "Kami menggali cerita dari kakek yang pernah mengalami dua kali erupsi tahun 1963 dan tahun lalu," kata Daivi tentang Wayan Gede Sirem. Ia membagi pengalamannya mengenali tanda-tanda alam dan bagaimana merespons informasi soal gunung api.

Rangkaian AJW yang didukung Conservation International (CI) Indonesia, WWF Indonesia, Yayasan Kalimajari, dan Mongabay Indonesia itu antara lain bedah karya beasiswa liputan mendalam yang menyelesaikan karya multiplatform tentang isu pertanian, gunung, laut, pariwisata berkelanjutan, dan tanggap bencana.

Kali ini merupakan AJW yang ketiga, sejak diluncurkan pada 2016. Tahun ini berbeda karena warga diundang mendaftarkan diri atau tim untuk mendapat beasiswa liputan mendalam. Jika terpilih sebagai penerima beasiswa, ada empat topik yang bisa dikembangkan menjadi aneka karya dalam bentuk tulisan, video pendek, esai foto, infografis, ilustrasi, dan lainnya.

Selain bedah karya beasiswa, warga juga diajak bergabung untuk Meplailanan (main bersama), Megibung (makan bersama tradisi Bali), HUT ke-11 Bali Blogger Community, dan Musik Bersuara bersama band Zat Kimia.

"Kami senang terlibat di AJW, untuk pertama kali kami diundang mendiskusikan karya," kata Ian J. Stevenson, vokalis Zat Kimia, band yang menyuarakan literasi digital melalui lagu Candu Baru dalam albumnya yang baru dirilis tahun ini.

Ada juga lapak dan kopdar bersama petani dan produsen sembako Bali seperti garam Amed, beras merah Tabanan, gula merah Klungkung, minyak kelapa Karangasem, dan olahan pangan sehat dari kelompok perempuan Dewi Umbi.

"BaleBengong adalah portal jurnalisme warga di Bali. Sejak tahun 2007, BaleBengong hadir sebagai media alternatif di tengah derasnya arus informasi media arus utama. Dalam portal ini warga bebas menulis atau merespons sebuah kabar. Warga tidak hanya menjadi objek, tetapi subjek berita," kata pemimpin portal yang dikelola Sloka Institute dan Bali Blogger Community itu.

Sebagai media jurnalisme warga, BaleBengong bisa menunjukkan bahwa publik bisa mengelola media sendiri dengan informasi-informasi yang bersumber dari warga biasa. Pencapaian dan posisi itu menjadi berarti ketika wacana media sosial dipenuhi dengan bahaya tentang berita dusta (hoax). Berita-berita dusta memenuhi ruang-ruang perbincangan publik seperti grup pesan ringkas dan media sosial, bahkan pada saat yang sama juga membangun kebencian.
    
BaleBengong melibatkan 11 media alternatif dari seluruh Indonesia, diantaranya Lingkar Papua (Papua), Kampung Media (NTB), Kabar Desa (Jawa Tengah), Plimbi (Bandung), Kilas Jambi (Jambi-Sumatera), Tatkala (Buleleng-Bali), Nyegara Gunung (Bali), Nusa Penida Media (Klungkung-Bali), Sudut Ruang (Bengkulu), Peladang Kata (Kalimantan Barat), dan Noong (Bandung).
    
"Makin banyak informasi yang jernih dan dari sekitar kita, makin mudah memetakan masalah dan solusinya. Agar akses internet berguna bagi kebaikan dan pemberdayaan," kata Anton Muhajir.

Pewarta: Edy M Yakub

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018