Denpasar (Antaranews Bali) - Forum Peduli NKRI Provinsi Bali mengimbau seluruh umat muslim di Bali tidak terpancing dengan insiden penurunan bendera Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), di Desa Kepaon pada beberapa waktu lalu.
"Bendera sudah diamankan dan Ini sudah diklarifikasi Kiai Ali Mustafa Alamin bahwa ada kesalahpahaman saja, jadi tidak perlu diperpanjang lagi," kata Ketua Forum Peduli NKRI, Bima Moka Jatmika di Denpasar, Rabu.
Ia mengatakan, sesuai kesepakatan KH. Said Aqil Siroj selaku Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama bahwa ideologi organisasinya atau "khilafah" yang harus dilawan, karena di Indonesia ideologi yang paling cocok adalah Pancasila.
Ideologi Pancasila merupakan warisan leluhur, sehingga apabila ada orang yang masih memiliki ideologi "khilafah", dirangkul dan diingatkan bahwa kita satu anak bangsa.
"Secara tegas kami masyarakat lintas agama di Bali tidak terpancing dengan hal ini. Kami tetap bersatu dan bergandengan tangan seperti sedia kala dan perbedaan boleh namun tetap satu payung hukum Pancasila," ujarnya.
Untuk pembakaran bendera HTI yang dilakukan Banser di Garut beberapa waktu lalu, dikatakannya, merupakan perbuatan yang harus dilakukan karena bendera yang dibakar bukan bendera yang disucikan umat islam.
"Bendera HTI yang dibakar itu, resmi bendera organisasi yang dibubarkan pemerintah Indonesia. Sudah jelas bendera yang dibakat itu bendera HTI," katanya.
Terkait telah berlangsungnya deklarasi HTI disalah satu Warung Makan terkenal di Denpasar pada 26 Oktober 2018, agar tidak terulang kembali.
"Karena apa yang ada di Bali saat ini sudah tertata dengan apik dan ajeg, jangan sampai tatanan lintas agama, budaya dan etnis ini menjadi rusak karena satu kelompok yang ingin merusak dan merubah tatanan ideologi bangsa," ujarnya. (ed)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018
"Bendera sudah diamankan dan Ini sudah diklarifikasi Kiai Ali Mustafa Alamin bahwa ada kesalahpahaman saja, jadi tidak perlu diperpanjang lagi," kata Ketua Forum Peduli NKRI, Bima Moka Jatmika di Denpasar, Rabu.
Ia mengatakan, sesuai kesepakatan KH. Said Aqil Siroj selaku Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama bahwa ideologi organisasinya atau "khilafah" yang harus dilawan, karena di Indonesia ideologi yang paling cocok adalah Pancasila.
Ideologi Pancasila merupakan warisan leluhur, sehingga apabila ada orang yang masih memiliki ideologi "khilafah", dirangkul dan diingatkan bahwa kita satu anak bangsa.
"Secara tegas kami masyarakat lintas agama di Bali tidak terpancing dengan hal ini. Kami tetap bersatu dan bergandengan tangan seperti sedia kala dan perbedaan boleh namun tetap satu payung hukum Pancasila," ujarnya.
Untuk pembakaran bendera HTI yang dilakukan Banser di Garut beberapa waktu lalu, dikatakannya, merupakan perbuatan yang harus dilakukan karena bendera yang dibakar bukan bendera yang disucikan umat islam.
"Bendera HTI yang dibakar itu, resmi bendera organisasi yang dibubarkan pemerintah Indonesia. Sudah jelas bendera yang dibakat itu bendera HTI," katanya.
Terkait telah berlangsungnya deklarasi HTI disalah satu Warung Makan terkenal di Denpasar pada 26 Oktober 2018, agar tidak terulang kembali.
"Karena apa yang ada di Bali saat ini sudah tertata dengan apik dan ajeg, jangan sampai tatanan lintas agama, budaya dan etnis ini menjadi rusak karena satu kelompok yang ingin merusak dan merubah tatanan ideologi bangsa," ujarnya. (ed)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018