Denpasar (Antara Bali) - Pelajaran sejarah pergerakan nasional hendaknya bisa dimasukkan kembali dalam kurikulum pendidikan sejak sekolah dasar (SD) guna menumbuhkan rasa nasionalisme sejak dini.

Rasa nasionalisme penting ditumbuhkembangkan di kalangan remaja sebagai benteng dalam menghadapi globalisasi dewasa ini, kata Ketua organisasi wanita veteran daerah Bali, Jro Wiraja di Denpasar, Senin.

Wanita pejuang tempo dulu mengusulkan agar pelajaran sejarah pergerakan nasional mulai diperkenalkan sejak sekolah dasar, lewat acara dialog kejuangan lintas generasi di Monumen Perjuangan Bangsal, Dalung Gaji-Bali.

I Made Gede Putra Wijaya dari pengurus Dewan Harian Daerah 45 Provinsi Bali yang hadir dalam acara dialog tersebut menyatakan mendukung usulan itu kepada pemerintah supaya rasa nasionalisme ada di kalangan generasi muda.

"Kami sebenarnya sudah dari dulu merekomendasikan agar pelajaran sejarah nasional dan Pancasila kembali diberikan kepada anak-anak generasi penerus bangsa mulai dari anak-anak sekolah dasar," kata Putra Wijaya.

Mudah-mudahan usulan ini yang dikumandangkan kaum pejuang tempo dulu lewat dialog kejuangan lintas generasi di Monumen Perjuangan Bangsal, Dalung Gaji mendapat perhatian pemerintah, tambah dia lagi.

Dalam pertemuan itu terungkap bahwa Monumen Perjuangan Bangsal yang berdiri megah di Gaji Dalung, di pinggiran kawasan Pusat pemerintahan Mangupura, Kabupaten Badung adalah embrio perjungan kemerdekaan di Bali.

Di sinilah markas rahasia perjuangan bawah tanah perang Kemerdekaan RI di Bali, kata pengelola Monumen itu Bagus Ngurah Rai sambil menyebutkan kegiatan ini adalah mengenang puncak pertemuan gerakan bawah tanah di Bali 16 Agustus 1945.

Monumen Perjuangan Bangsal memiliki benang merah yang sangat kuat dengan monumen perang laut di Gilimanuk, Bali bagian barat, dan Monumen pendaratan I Gusti Ngurah Rai yang diperingati setiap 20 November.

Disamping itu juga ada kaitannya dengan Monumen Munduk Malang serta monumen Taman Pujaan Bangsa (TPB) Margarana, tempat pertempuran pasukan Indonesia yang dipimpin I Gusti Ngurah Rai melawan tentara Nica.

Jro Wiraja, wanita pejuang tempo dulu di depan para peserta yang sebagian besar anak-anak muda juga menceritakan kisah perjuangannya melawan tentara Nica saat berada di Singaraja yang waktu itu sempat dibuang ke hutan.(**)

Pewarta:

Editor : Masuki


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011