Denpasar (Antaranews Bali) - Dinas Koperasi dan UMKM Kota Denpasar, Bali telah menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) hingga Agustus 2018 terealisasi sebesar Rp1,2 triliun dengan jumlah nasabah sebanyak 40.530 orang.

Wakil Ketua Tim Koordinasi, Monitoring dan Evaluasi Penyaluran KUR yang sekaligus Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Denpasar Made Erwin Suryadarma Sena di Denpasar, Senin, mengatakan target KUR yang disalurkan di Kota Denpasar sebesar Rp1,2 triliun oleh Bank BPD Bali, BRI, Bank Mandiri, Bank Bukopin, BCA, BNI dan Bank Arta Graha.

"Kami sudah melakukan monitoring (pengawasan) dan evaluasi bersama bank-bank penyalur kepada usaha penerima KUR. Hal tersebut guna mengetahui manfaat yang diberikan atau yang diterima dari KUR. Selain itu untuk mengetahui masalah dan kendala yang dihadapi," ujarnya.

Menurut Erwin Suryadarma, montoring yang dilakukan dengan beberapa bank, seperti BRI dan Bank BPD, intinya apakah usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) sebagai penerima KUR sudah menggunakan dengan baik.

"Kalau berdasarkan laporan, KUR yang kreditnya macet (MPL) wilayah Denpasar sangat kecil pada kisaran 0,54 persen. Batas maksimal MPL tersebut lima persen. Karena KUR yang disalurkan tingkat suku bunganya tujuh persen per tahun sehingga manfaat KUR sudah dirasakan oleh masyarakat," ujarnya.

Ia mengatakan program KUR yang dijalankan pemerintah pusat melalui Kementerian Koperasi dan UKM sudah berjalan dengan baik dari hasil monitoring yang dilakukan selama ini.

Erwin Suryadarma berharap batas waktu penyaluran KUR hingga Desember 2018 menyalurkan sesuai plafon yang diberikan yakni Rp1,8 triliun, dan yang sudah terealisasi hampir 75-80 persen. Diharapkan, sisanya lagi Rp600 miliar bisa disalurkan dalam waktu tersisa dua bulan mendatang.

Ia mengatakan paling banyak penyerap KUR adalah perdagangan besar dan eceran Rp565,972 miliar. Disusul jasa masyarakat, sosial, budaya dan hiburan Rp150,730 miliar, industri pengolahan Rp32,389 miliar, pertanian Rp26,194 miliar, real estate (properti) dan usaha persewaan Rp18,040 miliar.

Sedangkan pada akomodasi makan dan minuman Rp13,796 miliar, badan internasional Rp5,382 miliar, transportasi, pergudangan dan komunikasi Rp4,490 miliar, perantara keuangan Rp2,277 miliar dan jasa pendidikan Rp2,010 miliar.

"Paling banyak memanfaatkan KUR tiga sektor, yakni untuk usaha mikro, kecil dan menengah," kata Erwin Suryadarma.

Tujuan pemberikan KUR, lanjut Erwin Suryadarma, untuk meningkatkan pereknomian masyarakat dan penyerapan tenaga kerja khususnya kepada kelompok-kelompok usaha produktif. Selain itu, meningkatkan kapasitas dan daya saing usaha untuk mikro, kecil dan menengah.

"Hasil evaluasi kami dan ada monitoring dari LIPI, maka dampak sosial dan ekonomi dari KUR sangat jelas. Sebab, banyak terserap tenaga kerja baru, seperti munculnya pedagang-pedagang jajan "pie susu" baru yang mempengaruhi banyaknya terserap tenaga kerja disektor tersebut," ucapnya.

Dia menambahkan, dari pertumbuhan ekonomi sangat jelas karena omzet penjualan meningkat otomatis membuat pendapatan usaha mereka meningkat dan berimbas pada sosial ekonomi masyarakat.

Dikatakan ketika ada usaha ekomomi produktif akan memberikan dampak positif terhadap lingkungan, terutama tenaga kerja sekitar usaha tersebut bisa ditampung, ekonomi di sana akan bergerak dan pengusaha ikut berpartisipasi dalam pembangunan terutama membayar pajak.

"Manfaat KUR tersebut sangat luar biasa karena mampu mengangkat perekonomian masyarakat dan dapat mengurangi pengangguran di Kota Denpasar karena banyak tenaga kerja terserap," kata Erwin Suryadarma. (WDY)

Pewarta: I Komang Suparta

Editor : Ni Luh Rhismawati


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018