Bandung (Antara Bali) - Status Gunung Papandayan (2665 mdpl), salah satu objek wisata di Kecamatan Cisurupan, Kabupaten Garut, Jawa Barat, dinaikan statusnya dari waspada (level II) menjadi Siaga (level III).

"Aktivitas kegempaan dan deformasi di Gunung Papandayan meningkat dalam beberapa hari terakhir ini dan statusnya dinaikan menjadi Siaga pada Sabtu pukul 04.00 WIB," kata Kepala Bidang Pengamatan Gunung Api Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Badan Geologi, Hendrasto di Bandung, Sabtu.

Menurut Hendrasto, peningkatan kegempaan di gunung tersebut teramati dari enam perangkat sesimograf yang terpasang di gunung itu, terutama dari Kawah Mas dan Kawah Manuk.

Kegempaan yang berlangsung 1-12 Agustus 2011 terekam sebanyak 37 kali gempa vulkanik dalam, 227 kejadian gempa vulkanik dangkal, 53 kejadian tektonik jauh dan delapan gempa tektonik lokal.

"Statusnya baru level III, tidak ada letusan di Gunung Papandayan. Masyarakat di sekitar lokasi gunung itu diharapkan tenang, namun tetap waspada," kata Hendrasto.

Meski demikian, Hendrasto menyebutkan, gunung api tipe A strato itu teramati mengeluarkan asap solfatar dari dinding Kawah Baru dan Kawah Emas dengan ketinggian 20-50 meter.

Gunung api yang juga menjadi obyek wisata favorit di Kabupaten Garut itu memiliki kawah, yakni Kawah Emas, Kawah Manuk, Kawah Nagklak dan Kawah Baru. Kemudian Kawah Balagama, Kawah Walirang.

Potensi bencana pada level III untuk Gunung Papandayan adalah erupsi freatik tiba-tiba serta adanya potensi longsoran tebing di sekitarnya yang bisa memicu terjadinya banjir bandang lahar.

Dengan peningkatan status Gunung Papandayan, maka PVMBG merekomendasikan masayarakat untuk tidak mendekati lokasi kawah pada radius dua kilometer.

"Masyarakat dilarang masuk area 2 kilometer dari kawah, dan maysarakat diharap tenang, menghindari isu-isu yang tidak jelas," kata Hendrasto.

Sementara itu PVMBG akan menurunkan tim dan gerbung di Posko Pengamatan Gunung Api Papandayan di Desa Pakuwon, Kecamatan Cisurupan, Kabupaten Garut.(*)

Pewarta:

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011