Negara (Antaranews Bali) - Seorang warga Kabupaten Jembrana, Bali yang bertugas sebagai polisi menjadi korban gempa dan tsunami di Kota Palu, Provinsi Sulawesi Tengah.

"Anak saya bertugas di Satuan Lalu Lintas Polres Palu. Kami mendapatkan kabar ia meninggal dunia dari kawannya sesama polisi," kata Ni Gusti Ayu Milih Asih, ibu dari Brigadir Gusti Kade Sukamiarta yang meninggal karena bencana tersebut, Minggu.

Warga Dusun Tengah, Desa Mendoyo Dangin Tukad, Kecamatan Mendoyo ini mengatakan, jenazah anak keduanya itu ditemukan di pinggir pantai dalam kondisi meninggal dunia, yang diduga karena terseret ombak tsunami.

Menurutnya, jenazah Sukamiarta saat ini masih berada di RS Bhayangkara, Kota Palu menunggu proses pemulangan ke kampung halamannya untuk diaben sebagaimana pemeluk Agama Hindu.

Ia berharap, proses pemulangan jenazah anaknya itu bisa cepat dilakukan, sehingga keluarga bisa mulai serangkaian upacara pengabenan.

Saat gempa dan tsunami melanda Palu, anaknya tersebut sempat menghubungi lewat telepon dan mengatakan, dirinya sibuk menyelamatkan warga serta minta doa agar dirinya selamat.

"Anak saya bertugas disana sejak tahun 2005. Saat bencana itu datang, ia sedang melakukan pengamanan perayaan HUT Kota Palu, serta berusaha menyelamatkan warga yang panik," katanya.

Saat petang hari, ia mendapatkan kabar anaknya tersebut ditemukan meninggal dunia yang membuat dirinya serta keluarga lainnya sangat sedih.

Duka keluarga ini bertambah dalam, karena rencananya Sukamiarta akan melangsungkan pernikahan bulan depan di kampung halamannya.

Kepala Bagian Operasional Polres Jembrana Komisaris M.Didik Wiratmoko saat dikonfirmasi membenarkan ada satu anggota polisi asal Kabupaten Jembrana yang meninggal dunia saat bencana gempa dan tsunami di Palu.

Ia mengatakan, jenazah anggota polisi itu segera akan diberangkatkan ke Bali setelah bandara di Palu beroperasi hari ini. (ed)

Pewarta: Gembong Ismadi

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018