Denpasar (Antaranews Bali) - Calon Dewan Perwakilan Rakyat (DPR-RI) Gede Sugianyar berkomitmen memajukan pertanian, karena sektor tersebut ciri bangsa Indonesia sebagai masyarakat agraris yang perlu mendapat dukungan semua elemen masyarakat dan pemerintah.
"Saya berkomitmen untuk memajukan sektor pertanian, sebab Indonesia telah terkenal dengan masyarakat agraris. Khusus di Bali sejak kemajuan pariwisata, nyaris sektor pertanian mulai tertinggal. Padahal sektor pertanian ini adalah mendukung dari kemajuan pariwisata itu," kata Gede Sugianyar disela acara deklarasi "Braya Sugianyar" di kawasan Monang-Maning Kota Denpasar, Bali, Kamis malam.
Ia mengharapkan kondisi Bali ke depannya agar maju kembali dalam sektor pertanian dan perkebunan, sebab lahan untuk pertanian masih cukup luas.
"Namun kendala yang tengah dihadapi dalam memajukan pertanian tersebut adalah menurunnya minat generasi muda untuk terjun di pertanian. Hal inilah yang akan saya perjuangkan di Senayan Jakarta jika nantinya terpilih dalam Pemilu Legislatif 2019," kata politikus Partai Gerindra itu.
Menurut pria kelahiran 25 Maret 1955 itu, bahwa pengamatannya menunjukkan sektor pertanian telah mengalami kemunduran, salah satu dampak yang tak berhimbang kemajuan sektor pariwisata di Bali.
Gede Sugianyar lebih lanjut mengatakan bila hal itu terus dibiarkan maka ke depannya Bali akan ditinggalkan. Sebab sektor pertanian sepenuhnya telah beralih fungsi, dari lahan pertanian menjadi pendukung sektor industri pariwisata.
Sebagai warga Bali sekaligus pelaku pariwisata, Gede Sugianyar berharap pertumbuhan objek wisata di Pulau Dewata semakin merata. Turis masuk desa dinilainya menjadi hal yang bisa diwujudkan guna pemerataan kesejahteraan masyarakat Pulau Bali.
"Desa wisata, pondok wisata, agro wisata. Ini sangat bagus demi pemerataan. Wisatawan itu tidak di Bali bagian selatan saja (Kota Denpasar dan Kabupaten Badung) saja." ucapnya.
Terkait komitmen berjuang merebut kursi DPR-RI, Gede Sugianyar menegaskan kinilah saatnya berjuang demi Bali. Setelah dirinya merantau diluar Bali mencapai 30 tahun.
"Orang yang bisa berbuat adalah yang sudah selesai dengan dirinya sendiri. Sudah jenuh. Sudah penuh. Sudah tidak memikirkan apa-apa. Karena kini saya maju ke DPR-RI, maka seluruh pemikiran siap saya curahkan," ujar Sugianyar yang juga pengusaha dibidang pariwisata itu.
Sementara itu, Gede Risky Pramana, Ketua Tim Pemenangan "Braya Sugianyar" menegaskan jauh sebelum memiliki agenda ke DPR-RI, Gede Sugianyar telah memiliki perhatian khusus kepada para petani. Selama beberapa tahun mengawal petani,
Risky Pramana menjelaskan beberapa fakta yang mencuat. Yakni para petani tidak diberikan pengetahuan yang maksimal oleh pemerintah. Begitu juga tidak ada semacam aturan-aturan pertanian yang jelas demi mencapai ketahanan pangan. Akhirnya petani lebih suka menjual tanah dari pada mengelola tanah," katanya.
Tim pemenangan Gede Sugianyar dideklarasikan di Padepokan Satria Muda Indonesia, Denpasar dengan tagline calon DPR-RI "Berjuang dan Berkarya Membangun Bali" periode 2019-2024 dari Partai Gerindra, daerah pemilihan Bali nomor urut 9.
Alumnus Fakultas Hukum Universitas Brawijaya, Malang yang pernah bekerja 10 tahun di salah satu perusahaan Jepang itu menegaskan dirinya ingin mengabdi demi Bali, bukan mengejar materi. Pertanian menjadi salah satu hal pokok yang ingin diperjuangkannya demi "keutuhan" Bali.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018
"Saya berkomitmen untuk memajukan sektor pertanian, sebab Indonesia telah terkenal dengan masyarakat agraris. Khusus di Bali sejak kemajuan pariwisata, nyaris sektor pertanian mulai tertinggal. Padahal sektor pertanian ini adalah mendukung dari kemajuan pariwisata itu," kata Gede Sugianyar disela acara deklarasi "Braya Sugianyar" di kawasan Monang-Maning Kota Denpasar, Bali, Kamis malam.
Ia mengharapkan kondisi Bali ke depannya agar maju kembali dalam sektor pertanian dan perkebunan, sebab lahan untuk pertanian masih cukup luas.
"Namun kendala yang tengah dihadapi dalam memajukan pertanian tersebut adalah menurunnya minat generasi muda untuk terjun di pertanian. Hal inilah yang akan saya perjuangkan di Senayan Jakarta jika nantinya terpilih dalam Pemilu Legislatif 2019," kata politikus Partai Gerindra itu.
Menurut pria kelahiran 25 Maret 1955 itu, bahwa pengamatannya menunjukkan sektor pertanian telah mengalami kemunduran, salah satu dampak yang tak berhimbang kemajuan sektor pariwisata di Bali.
Gede Sugianyar lebih lanjut mengatakan bila hal itu terus dibiarkan maka ke depannya Bali akan ditinggalkan. Sebab sektor pertanian sepenuhnya telah beralih fungsi, dari lahan pertanian menjadi pendukung sektor industri pariwisata.
Sebagai warga Bali sekaligus pelaku pariwisata, Gede Sugianyar berharap pertumbuhan objek wisata di Pulau Dewata semakin merata. Turis masuk desa dinilainya menjadi hal yang bisa diwujudkan guna pemerataan kesejahteraan masyarakat Pulau Bali.
"Desa wisata, pondok wisata, agro wisata. Ini sangat bagus demi pemerataan. Wisatawan itu tidak di Bali bagian selatan saja (Kota Denpasar dan Kabupaten Badung) saja." ucapnya.
Terkait komitmen berjuang merebut kursi DPR-RI, Gede Sugianyar menegaskan kinilah saatnya berjuang demi Bali. Setelah dirinya merantau diluar Bali mencapai 30 tahun.
"Orang yang bisa berbuat adalah yang sudah selesai dengan dirinya sendiri. Sudah jenuh. Sudah penuh. Sudah tidak memikirkan apa-apa. Karena kini saya maju ke DPR-RI, maka seluruh pemikiran siap saya curahkan," ujar Sugianyar yang juga pengusaha dibidang pariwisata itu.
Sementara itu, Gede Risky Pramana, Ketua Tim Pemenangan "Braya Sugianyar" menegaskan jauh sebelum memiliki agenda ke DPR-RI, Gede Sugianyar telah memiliki perhatian khusus kepada para petani. Selama beberapa tahun mengawal petani,
Risky Pramana menjelaskan beberapa fakta yang mencuat. Yakni para petani tidak diberikan pengetahuan yang maksimal oleh pemerintah. Begitu juga tidak ada semacam aturan-aturan pertanian yang jelas demi mencapai ketahanan pangan. Akhirnya petani lebih suka menjual tanah dari pada mengelola tanah," katanya.
Tim pemenangan Gede Sugianyar dideklarasikan di Padepokan Satria Muda Indonesia, Denpasar dengan tagline calon DPR-RI "Berjuang dan Berkarya Membangun Bali" periode 2019-2024 dari Partai Gerindra, daerah pemilihan Bali nomor urut 9.
Alumnus Fakultas Hukum Universitas Brawijaya, Malang yang pernah bekerja 10 tahun di salah satu perusahaan Jepang itu menegaskan dirinya ingin mengabdi demi Bali, bukan mengejar materi. Pertanian menjadi salah satu hal pokok yang ingin diperjuangkannya demi "keutuhan" Bali.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018