Denpasar (Antaranews Bali) - Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga Hayono Isman meminta pemuda dan masyarakat untuk cerdas menyikapi berbagai isu dan wacana yang diembuskan oleh kelompok tertentu yang ingin memecah belah kehidupan berbangsa dan bernegara. 

"Saya harapkan masyarakat cerdas dalam menyikapi kebangsaan saat ini. Karena belakangan ini bebagai isu oleh kelompok tertentu yang ingin memecah belah persatuan bangsa. Terlebih tahun mendatang adalah tahun politik, karena itu menjaga persatuan dalam demokrasi Pancasila harus tetap kuat," kata Hayono Isman, sebagai pembicara dalam "Dialog Kebangsaan" yang digelar Forum Alumni Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia (Peradah-Indonesia) di Hotel Griya Santrian Sanur, Kota Denpasar, Bali, Senin.

Ia mengatakan tahun 2019 adalah tahun politik, dan pemilu legislatif serta presiden dan wakil presiden. Selain itu juga pada tahun tersebut juga untuk mengonsolidasikan kembali sistem dan ideologi Pancasila.

Menurut tokoh nasional tersebut, bahwa tahun politik menjadi klimaks persatuan dan kesatuan bangsa diuji. Masyarakat diharapkan peka terhadap persoalan tersebut, sehingga tidak mudah goyah dalam menghadapi isu yang dihembuskan oleh oknum tersebut. 

Negara Indonesia, kata Hayono Isman, yang sudah memasuki era reformasi puluhan tahun silam mengalami peningkatan drastis. Tak hanya dari segi infrastruktur tetapi juga sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni. 

Mantan Ketua Umum DPP KNPI ini mengatakan wacana atau narasi ideologi Pancasila harus tetap digaungkan kepada semua generasi di Tanah Air. Karena tatanan nilai dan sistem Pancasila yang menjadikan bangsa Indonesia diperhitungkan dan besar di mata dunia.

Sementara itu, mantan Ketua Umum DPN Peradah Indonesia dua periode, Sylvia Ratnawati pada kesempatan tersebut menjelaskan peran Forum Alumni Peradah Indonesia yang tersebar diberbagai daerah di Indonesia memiliki peran dan strategis dalam ikut ambil bagian mendukung penguatan ideologi Pancasila yang saat ini mendapat tantangan dari berbagai penjuru. 

Menurut dia, saat ini tantangan untuk membangun kesadaran akan pentingnya menjaga dan merawat Pancasila perlu sosialisasi dan dialog yang konsisten dilakukan. 

"Alumni Peradah ada di semua bidang. Dari politisi, pemimpin daerah, birokrat, legislator, pengusaha, akademisi hingga kalangan profesional. Kami berharap sebagai sosok yang pernah berkecimpung di organisasi kepemudaan (OKP) bisa memberikan contoh di lingkungannya," ucap Sylvia.

Mantan Ketua DPD Peradah Kabupaten Badung Anak Agung Ngurah Rai Iswara yang juga saat ini Sekretaris Kota Denpasar memberikan saran dan masukan kepada seluruh kader Peradah agar terus bekerja dan berkarya untuk masyarakat khususnya umat Hindu. 

Ia mengatakan spirit dan semanggat kader Peradah tidak semata ditataran internal, namun juga berkontribusi besar untuk menjaga persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). 

"Kader Peradah yang tersebar di seluruh Indonesia harus mampu berkontribusi terhadap bangsa dan negara. Selain itu agar mampu menjaga empat pilar kebangsaan, yakni Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI," ucapnya.

Acara dialog kebangsaan yang dirangkai dengan acara temu kangen pengurus dan anggota Peradah lintas generasi ini dihadiri Wayan Sudharmadja, I Gusti Ketut Suena, Ida Bagus Yudha Triguna, Arya Suharja, Putu Suasta, I Nyoman Landra, I Ketut Parwata hingga pengurus Peradah dari luar daerah. (ed)

Pewarta: I Komang Suparta

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018