Jakarta (Antaranews Bali) - Delegasi Indonesia meraih 13 emas pada ASEAN Skills Competition (ASC) ke-12 suatu ajang yang melombakan berbagai jenis keterampilan para pekerja, yang diselenggarakan di Thailand pada 31 Agustus hingga 2 September 2018.
"Indonesia meraih 13 emas, enam perak, delapan perunggu dan tujuh diploma. Ini adalah hasil maksimal yang mampu dipersembahkan putra putri terbaik Indonesia, meski dalam berbagai hal masih perlu mendapatkan perbaikan lagi," kata ketua delegasi ASC Indonesia yang juga Direktur Jenderal Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas (Binalattas) Kementerian Ketenagakerjaan Bambang Satrio Lelono melalui siaran pers di Jakarta, Rabu.
Menurut Satrio, Indonesia mencatat prestasi terbaik dilihat dari perolehan nilai rata-rata. Perolehan medali Thailand lebih banyak karena mereka mengikuti semua kejuruan yang dilombakan.
"Rata-rata nilai yang diperoleh oleh tim Indonesia lebih tinggi dari Thailand sebagai juara umum. Kita memperoleh 717,66 dengan 44 peserta di 22 kejuruan, sedangkan Thailand memperoleh nilai 707,81 dengan 52 peserta di 26 kejuruan," ujar Satrio.
Pada ajang ASC ke-12 ini, tuan rumah Thailand menjadi juara umum dengan meraih 16 emas, empat perak, tiga perunggu dan 13 diploma. Indonesia menduduki peringkat kedua, sedangkan peringkat ketiga diraih Vietnam, dan Malaysia menduduki peringkat ke-empat.
Kejuaraan itu antara lain melombakan electrical installation, welding, restaurant service, cooking, cabinet making, joinery, bricklaying, wall and floor tilling, automobile technology, mechatronics, refrigeration and AC, industrial automation, IT software solution and business, IT network system administration, graphic design technology, web design, mechanical engineering design, computer aided design (CAD), electronics, mobile robotics, information cabling, plumbing and heating, computer numerical control (CNC) maintenance, beauty therapy, hair dressing, dan fashion technology.
Dalam kesempatan terpisah tenaga ahli di kejuruan fashion technology Nathanel Suryadi mengaku sangat bersyukur dua anak muda binaannya mampu mempersembahkan emas dan perak.
"Fashion techonolgy selalu mendapatkan medali sejak ASC 2006, dalam tujuh kali perhelatan. Alhamdulillah tahun ini kita bisa mempersembahkan medali emas dan perak," kata Nathan.
Nathan berujar, tugasnya tidak berhenti sampai di sini saja. Kesuksesan ini, menurutnya, harus dibawa ke Tanah Air dengan aksi nyata.
"Implementasi standar keahlian yang dilombakan di ASC, seharusnya diterapkan di lembaga-lembaga pelatihan di Indonesia," kata Nathan.
Sehingga banyak masyarakat Indonesia yang memiliki standar keahlian level ASEAN. Monitoring dan evaluasi juga menjadi suatu hal wajib karena setiap tahunnya terjadi perubahan standar keahlian, kata dia. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018
"Indonesia meraih 13 emas, enam perak, delapan perunggu dan tujuh diploma. Ini adalah hasil maksimal yang mampu dipersembahkan putra putri terbaik Indonesia, meski dalam berbagai hal masih perlu mendapatkan perbaikan lagi," kata ketua delegasi ASC Indonesia yang juga Direktur Jenderal Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas (Binalattas) Kementerian Ketenagakerjaan Bambang Satrio Lelono melalui siaran pers di Jakarta, Rabu.
Menurut Satrio, Indonesia mencatat prestasi terbaik dilihat dari perolehan nilai rata-rata. Perolehan medali Thailand lebih banyak karena mereka mengikuti semua kejuruan yang dilombakan.
"Rata-rata nilai yang diperoleh oleh tim Indonesia lebih tinggi dari Thailand sebagai juara umum. Kita memperoleh 717,66 dengan 44 peserta di 22 kejuruan, sedangkan Thailand memperoleh nilai 707,81 dengan 52 peserta di 26 kejuruan," ujar Satrio.
Pada ajang ASC ke-12 ini, tuan rumah Thailand menjadi juara umum dengan meraih 16 emas, empat perak, tiga perunggu dan 13 diploma. Indonesia menduduki peringkat kedua, sedangkan peringkat ketiga diraih Vietnam, dan Malaysia menduduki peringkat ke-empat.
Kejuaraan itu antara lain melombakan electrical installation, welding, restaurant service, cooking, cabinet making, joinery, bricklaying, wall and floor tilling, automobile technology, mechatronics, refrigeration and AC, industrial automation, IT software solution and business, IT network system administration, graphic design technology, web design, mechanical engineering design, computer aided design (CAD), electronics, mobile robotics, information cabling, plumbing and heating, computer numerical control (CNC) maintenance, beauty therapy, hair dressing, dan fashion technology.
Dalam kesempatan terpisah tenaga ahli di kejuruan fashion technology Nathanel Suryadi mengaku sangat bersyukur dua anak muda binaannya mampu mempersembahkan emas dan perak.
"Fashion techonolgy selalu mendapatkan medali sejak ASC 2006, dalam tujuh kali perhelatan. Alhamdulillah tahun ini kita bisa mempersembahkan medali emas dan perak," kata Nathan.
Nathan berujar, tugasnya tidak berhenti sampai di sini saja. Kesuksesan ini, menurutnya, harus dibawa ke Tanah Air dengan aksi nyata.
"Implementasi standar keahlian yang dilombakan di ASC, seharusnya diterapkan di lembaga-lembaga pelatihan di Indonesia," kata Nathan.
Sehingga banyak masyarakat Indonesia yang memiliki standar keahlian level ASEAN. Monitoring dan evaluasi juga menjadi suatu hal wajib karena setiap tahunnya terjadi perubahan standar keahlian, kata dia. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018