Jakarta (Antaranews Bali) - Presiden Joko Widodo menyerahkan langsung bantuan untuk renovasi rumah korban terdampak gempa di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Minggu.

Seperti dalam rilis dari Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden, Bey Machmudin, penyerahan bantuan ini digelar di Kelurahan Pemenang Baru, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara.

"Sore hari ini kita telah memulai, karena memang kemarin semuanya dalam keadaan darurat, karena cobaan yang diberikan Allah pada kita, semuanya dalam keadaan darurat. Yang di pusat juga kaget, yang di sini apalagi lebih kaget lagi," kata Presiden.

Saat ini, Presiden mengatakan, persiapan-persiapan menuju proses pembangunan rumah, rekonstruksi untuk fasilitas baik itu sekolah, puskemsas, dan rumah sakit, sudah dimulai. Pada kesempatan kali ini Presiden memberikan bantuan untuk 5.293 rumah dalam bentuk tabungan.

Adapun nilai tabungannya yaitu, Rp50 juta untuk rumah rusak berat, Rp25 juta untuk rumah rusak sedang, dan Rp10 juta untuk rumah rusak ringan.

Terkait hal ini, Presiden menitipkan agar uang itu betul-betuk dipakai semuanya untuk pembangunan rumah.

"Kalau nanti bangunnya ini sudah selesai betul dan ternyata tidak sampai Rp50 juta untuk bangunnya, tidak sampai Rp25 juta yang rusak sedang, ya alhamdulilah. Silakan untuk kepentingan yang lain, tapi prioritas yang pertama adalah untuk rumah," ujarnya.

Dalam membangun kembali rumahnya, Presiden ingin agar rumah yang dibangun adalah rumah yang tahan gempa.

Oleh sebab itu, nanti pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), dibantu TNI-Polri, akan memberikan pendampingan kepada masyarakat saat membangun rumahnya.

"Kita tahu di sini pernah juga gempa besar yaitu tahun 1979 pernah mengalami hal seperti ini. Artinya apa? Rumah-rumah yang dibangun nantinya harus rumah tahan gempa, sehingga kalau ada gempa lagi, rumahnya tetap tidak ada masalah," lanjutnya.

Meski demikian, Presiden juga menginginkan agar masyarakat tetap bergotong royong dan memanfaatkan bahan-bahan bangunan yang masih bisa dipakai, sehingga harapannya, dana bantuan yang diberikan pemerintah akan betul-betul cukup untuk membangun rumah kembali.

"Kita ingin agar rumah-rumah yang ada ini dibangun secepat-cepatnya. Oleh sebab itu semuanya harus bekerja keras, gotong royong, karena kita ini sebentar lagi akan masuk musim penghujan. Paling tdak ada konstruksi jadi atapnya sudah bisa dibangun, sehingga bisa dipakai untuk berteduh kembali apabila musim hujan sudah datang," ucap Kepala Negara.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Willem Rampangilei mengatakan dana bantuan untuk rekonstruksi rumah ini diserahkan kepada korban terdampak dari empat kabupaten dan satu kota, yaitu Lombok Utara, Lombok Timur, Lombok Barat, Lombok Tengah, dan Kota Mataram, sedangkan untuk Sumbawa dan Sumbawa Barat, masih dalam proses verifikasi.

"Yang menerima bantuan stimulan adalah hasil dari verifikasi tim bahwa rumahnya benar-benar rusak berat dan itu sudah di-SK-kan oleh bupatinya masing-masing. Oleh karena itu, berdasarkan SK itu maka pemerintah menyalurkan bantuan stimulan yang tadi saya katakan untuk rumah rusak berat adalah Rp50 juta," kata Kepala BNPB.

Sebelum tiba di lokasi penyerahan bantuan, Presiden bersama rombongan terlebih dahulu meninjau pembangunan puskesmas darurat yang berada di Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara.

Turut mendampingi Presiden dalam penyerahan bantuan ini, Menteri PU dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Sosial Agus Gumiwang, Kepala BNPB Willem Rampangilei, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Kapolri Jenderal Tito Karnavian, dan Gubernur NTB Zainul Majdi. (WDY)

Pewarta: Joko Susilo

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018