Wamena, Papua (Antara Bali) - Festival Lembah Baliem (FLB) ke-22 tahun 2011 di Kabupaten Jayawijaya, Papua, merupakan salah satu ikon penting bagi Papua, kata Hari Kuntoro Drajat, staf ahli Menteri Kebudayaan dan Pariwisata.
"FLB merupakan salah satu ikon penting untuk dijadikan tonggak sejarah bagi masyarakat Indonesia, khususnya Papua, kata Kuntoro mewakili Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik pada pembukaan Festival tersebut, Senin.
Seremoni pembukaan FLB yang dihadiri ribuan pengunjung itu dilakukan dengan memanah babi, disaksikan Bupati Jayawijaya, Asisten III Provinsi Papua, tokoh adat dan undangan lainnya.
Kuntoro membacakan sambutan tertulis Menbudpar mengatakan, sejarah akan mencatat semua peristiwa penting yang terjadi pada festival ini.
Distrik Wasiwilo Jayawijaya merupakan lembah yang istimewa sehingga terpilih menjadi daerah yang perlu dikembangkan dan dipromosikan sebagai salah satu tujuan pariwisata nasional.
Dia mengatakan, nilai budaya yang ada pada masyarakat Papua perlu terus dilestarikan dan dipromosikan secara nasional. Sebab, papua termasuk pusat pengembangan pangan, perikanan, dan energi pertambangan nasional. Semua ini tentu tidak terlepas dari kondisi kekayaan alam dan budaya yang ada di Papua.
Termasuk didalamnya potensi pariwisata yang berbasis pada adat dan tradisi yang perlu dikembangkan dalam masyarakat dan menjadi kebanggaan kita semua.
Dalam kesempatan itu, Menbudpar juga memuji Pemerintah Kabupaten Jayawijaya yang telah menjadikan FLB sebagai agenda tahunan.
"Ini sangat baik dan sinergi dengan program kami di Kemenbudpar," katanya menambahkan.
Sementara itu, Bupati Jayawijaya Wempi Wetipo mengatakan, penyelenggaraan pesta budaya Festival Lembah Baliem yang dilakukan pihaknya mulai 8-11 Agustus mengusung tema "Peace For All".
"Tema ini merupakan ekspresi jati diri akan kecintaan terhadap sesama manusia melalui penguatan karakter budaya sebagai bagian hidup yang diimplementasikan, melalui norma kehidupan yang penuh cinta kasih, kedamaian, dan kerukunan dalam keselarasan semua aspek," kata dia.
Menurut dia, Festival Lembah Baliem ini bukan saja merupakan event nasional tetapi juga internasional yang dilaksanakan untuk mempercepat rasa persatuan dan kesatuan bangsa serta meningkatkan ekonomi masyarakat Kabupaten Jayawijaya.
Pada kesempatan itu juga, Bupati Wempi menyampaikan rasa keprihatinannya terhadap Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik yang selama digelarnya Festival Lembah Baliem tidak bisa berkesempatan hadir.
"Masyarakat Jayawijaya sangat mengharapkan kehadiran Menteri Kabudayaan dan Pariwisata di Jayawijaya. Untuk itu, kami sangat berharap pada pelaksanaan Festival Lembah Baliem 2012 nanti, Bapak Menteri bisa hadir dan bersama-sama melaksanakan kegiatan akbar ini," harap Wempi.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011
"FLB merupakan salah satu ikon penting untuk dijadikan tonggak sejarah bagi masyarakat Indonesia, khususnya Papua, kata Kuntoro mewakili Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik pada pembukaan Festival tersebut, Senin.
Seremoni pembukaan FLB yang dihadiri ribuan pengunjung itu dilakukan dengan memanah babi, disaksikan Bupati Jayawijaya, Asisten III Provinsi Papua, tokoh adat dan undangan lainnya.
Kuntoro membacakan sambutan tertulis Menbudpar mengatakan, sejarah akan mencatat semua peristiwa penting yang terjadi pada festival ini.
Distrik Wasiwilo Jayawijaya merupakan lembah yang istimewa sehingga terpilih menjadi daerah yang perlu dikembangkan dan dipromosikan sebagai salah satu tujuan pariwisata nasional.
Dia mengatakan, nilai budaya yang ada pada masyarakat Papua perlu terus dilestarikan dan dipromosikan secara nasional. Sebab, papua termasuk pusat pengembangan pangan, perikanan, dan energi pertambangan nasional. Semua ini tentu tidak terlepas dari kondisi kekayaan alam dan budaya yang ada di Papua.
Termasuk didalamnya potensi pariwisata yang berbasis pada adat dan tradisi yang perlu dikembangkan dalam masyarakat dan menjadi kebanggaan kita semua.
Dalam kesempatan itu, Menbudpar juga memuji Pemerintah Kabupaten Jayawijaya yang telah menjadikan FLB sebagai agenda tahunan.
"Ini sangat baik dan sinergi dengan program kami di Kemenbudpar," katanya menambahkan.
Sementara itu, Bupati Jayawijaya Wempi Wetipo mengatakan, penyelenggaraan pesta budaya Festival Lembah Baliem yang dilakukan pihaknya mulai 8-11 Agustus mengusung tema "Peace For All".
"Tema ini merupakan ekspresi jati diri akan kecintaan terhadap sesama manusia melalui penguatan karakter budaya sebagai bagian hidup yang diimplementasikan, melalui norma kehidupan yang penuh cinta kasih, kedamaian, dan kerukunan dalam keselarasan semua aspek," kata dia.
Menurut dia, Festival Lembah Baliem ini bukan saja merupakan event nasional tetapi juga internasional yang dilaksanakan untuk mempercepat rasa persatuan dan kesatuan bangsa serta meningkatkan ekonomi masyarakat Kabupaten Jayawijaya.
Pada kesempatan itu juga, Bupati Wempi menyampaikan rasa keprihatinannya terhadap Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik yang selama digelarnya Festival Lembah Baliem tidak bisa berkesempatan hadir.
"Masyarakat Jayawijaya sangat mengharapkan kehadiran Menteri Kabudayaan dan Pariwisata di Jayawijaya. Untuk itu, kami sangat berharap pada pelaksanaan Festival Lembah Baliem 2012 nanti, Bapak Menteri bisa hadir dan bersama-sama melaksanakan kegiatan akbar ini," harap Wempi.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011