Klaten (Antaranews Bali) - Rombongan Pekan Informasi Pembangunan (PIP) Kabupaten Badung, Bali, mengunjungi wilayah Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, untuk mempelajari varietas bibit padi unggul yang layak dikembangkan di wilayah Badung.

"Saat ini Kabupaten Badung sedang mengembangkan sektor pertanian, sehingga kami memutuskan untuk melakukan studi banding ke Kabupaten Klaten," ujar Bupati Badung, I Nyoman Giri Prasta, di Kabupaten Klaten, Senin.

Ia menjelaskan, saat ini, Badung memiliki lima prioritas pembangunan. Pertama bidang sandang, pangan dan papan, kedua pendidikan dan kesehatan, ketiga jaminan sosial dan tenaga kerja, keempat adat agama dan budaya serta kelima pariwisata.
 
"Terkait pangan, dengan varietas unggul yang dihasilkan teknologi nuklir, saya harap tanaman padi nantinya bisa tahan terhadap hama sehingga produksi pertanian bisa ditingkatkan," katanya.

Bupati Giri Prasta menambahkan, pihaknya juga tidak menutup kemungkinan akan bekerja sama langsung dengan Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN), untuk mengembangkan bibit padi yang ada di Badung menggunakan teknologi nuklir.

"Selama di Klaten kami juga akan mengunjungi "Agro Techno Park" untuk melihat dari dekat proses mutasi perbaikan varietas bibit padi Rojolele dengan mengajak pekaseh, PPL dan rekan media," katanya.

Dalam kesempatan tersebut, Bupati Giri Prasta yang juga didampingi Ketua DPRD Badung, Putu Parwata, Sekda Badung, Wayan Adi Arnawa, Kepala Bappeda Wayan Wira Dharmajaya, Plt. Kadis Pertanian Oka Swadiana, Kadis Koperasi UKM dan Perdagangan Ketut Karpiana dan Kabag Humas Putu Ngurah Thomas Yuniartha diterima langsung oleh Bupati Klaten, Sri Mulyani.

Sementara itu, Bupati Sri Mulyani, mengatakan, pertanian merupakan salah satu sektor unggulan di wilayah Klaten dengan beras unggulan yakni, Rojolele yang tengah dikembangkan bekerja sama dengan BATAN.

"Kerja samanya berupa mutasi perbaikan varietas Rojolele. Perkembangannya, saat ini sudah ada uji multilokasi yang dilakukan," ujarnya.

Ia menjelaskan, dengan kerja sama tersebut, umur panen beras Rojolele saat ini bisa mencapai 120 hari. Tinggi tanaman padi jenis itu juga bisa diperpendek dari semula 1,5 meter menjadi 1,2 meter.

"Walaupun ada perbaikan varietas, dari segi kualitas beras Rojolele tetap sama seperti induknya. Rasanya tetap gurih, pulen dan tetap wangi," katanya. (ed)

Pewarta: Naufal Fikri Yusuf

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018