Jakarta (Antaranews Bali) - Pemerintah meminta Perum LKBN Antara terus berbenah agar bisa mencapai cita-citanya menjadi perusahaan atau kantor berita berkelas dunia (world class news agency) melalui percepatan transformasi korporasi dan konvergensi.
"Transformasi perusahaan harus dilakukan Perum LKBN Antara agar siap menghadapi era gelombang besar dunia informasi yang tidak lagi mengenal waktu dan tempat. Yang dihadapi saat ini tidak lagi memberikan informasi yang konvensional tapi sudah mengarah ke media sosial," kata Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis, dan Media Kementerian BUMN Fajar Harry Sampurno, saat membuka Rapat Kerja Nasional 2018 Perum LKBN Antara, di Jakarta, Senin.
Selain Ketua Dewan Pengawas LKBN Antara Sutrimo dan anggota Dewan Pengawas Deddy Hermawan dan Santoso, Rakernas juga dihadiri Dirut Meidyatama Suryodiningrat, Direktur Pemberitaan Akhmad Munir, Direktur Komersial Hempi N. Prajudi, Dirkeu Manajemen SDM dan Umum Nina Kurnia Dewi, kepala biro daerah dan luar negeri, general manager dan redpel, manajer, dan kepala redaksi.
Rakernas bertajuk "Antara 5.0 Transformasi Korporasi dan Konvergensi Media: Satu Jiwa, Satu Antara".
Menurut Harry, ke depan, manajemen Antara dengan segala perubahannya harus mampu menjadikan setiap berita yang diproduksi, dicari masyarakat.
"Semua pihak harus mencari Antara untuk pemberitaan-pemberitaan penting, aktual dan mencerahkan. Kalau berita-berita negatif sudah banyak diberitakan media lain," ujarnya.
Pada kesempatan itu, Harry mengapresiasi Antara yang menyebutkan tengah memasuki era Antara 5.0, padahal industri global baru memasuki era 4.0, industri penerbangan memasuki era 4.5.
"Saya senang Antara bertekad memasuki era 5.0. Ini bisa lebih cepat dari bayangan," katanya.
Senada dengan itu, Ketua Dewan Pengawas Sutrimo mengatakan Antara memasuki usia 81 tahun, harus berubah dari aspek manajemen maupun bisnis.
"Butuh kerja keras manajemen untuk melakukan perbaikan-perbaikan dalam struktur organisasi dan tata kerja dalam sebuah transformasi yang bersifat jangka panjang," ujar Sutrimo.
Ia menjelaskan dalam sebuah korporasi perubahan awalnya akan terasa ada yang merasa dirugikan, namun setelah itu akan mendapatkan hasil yang terintegrasi menjadi satu.
"Pola-pola lama harus diperbaiki. Harus tertib, efisien, produksi lebih berkualitas berbasis multimedia dan multiplatform," kata mantan Dirjen Potensi Pertahanan, Kementerian Pertahanan ini.
Pada kesempatan itu, Sutrimo juga memberi semangat kepada peserta Rakernas Antara, bahwa lembaga ini harus terus menjadi kepercayaan Pemerintah dan masyarakat, seperti halnya Antara sebagai media di masa perjuangan negara ini.
Sementara itu, Dirut Antara Medyatama Suryodiningrat mengatakan Antara dalam perjalananannya sudah memasuki era 5.0.
Alur historis Antara 1.0 adalah era perjuangan tahun 1937-1961, Antara 2.0 era emas tahun 1962-1998, Antara 3.0 era pancaroba 1998-2007, Antara 4.0 era BUMN tahun 2008-2018, dan Antara 5.0 era konvergensi yang dimulai tahun 2018.
"Antara 5.0 merupakan era konvergensi yang memadukan layanan berita teks, foto, dan video dalam satu platform berbasis digital yang tidak lagi menjual kepada media, tetapi langsung kepada publik," katanya.
Untuk itu tambah Medyatama yang akrab dipanggil Dimas ini, bahwa Antara harus melakukan komunikasi strategis dalam menjalankan perusahaan dengan prinsip-prinsip korporasi.
"Semua lini usaha harus dijalankan secara bersamaan. Tidak lagi terlalu banyak perencanaan tapi harus cepat-cepat dieksekusi," ujarnya.
Langkah yang harus dilakukan Antara ke depan sesuai arahan Menteri BUMM Rini Soemarno adalah, melakukan sinergi dengan BUMN, membangun hubungan baik dengan pemangku kepentingan yaitu Kementerian BUMN dan perusahaan-perusahaan milik negara.
Selanjutnya, Antara menjadi agen perubahan yang niscaya dapat dilakukan, dan menjalankan kebijakan-kebijakan serta investasi demi kesinambungam usaha dan transformasi korporasi. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018
"Transformasi perusahaan harus dilakukan Perum LKBN Antara agar siap menghadapi era gelombang besar dunia informasi yang tidak lagi mengenal waktu dan tempat. Yang dihadapi saat ini tidak lagi memberikan informasi yang konvensional tapi sudah mengarah ke media sosial," kata Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis, dan Media Kementerian BUMN Fajar Harry Sampurno, saat membuka Rapat Kerja Nasional 2018 Perum LKBN Antara, di Jakarta, Senin.
Selain Ketua Dewan Pengawas LKBN Antara Sutrimo dan anggota Dewan Pengawas Deddy Hermawan dan Santoso, Rakernas juga dihadiri Dirut Meidyatama Suryodiningrat, Direktur Pemberitaan Akhmad Munir, Direktur Komersial Hempi N. Prajudi, Dirkeu Manajemen SDM dan Umum Nina Kurnia Dewi, kepala biro daerah dan luar negeri, general manager dan redpel, manajer, dan kepala redaksi.
Rakernas bertajuk "Antara 5.0 Transformasi Korporasi dan Konvergensi Media: Satu Jiwa, Satu Antara".
Menurut Harry, ke depan, manajemen Antara dengan segala perubahannya harus mampu menjadikan setiap berita yang diproduksi, dicari masyarakat.
"Semua pihak harus mencari Antara untuk pemberitaan-pemberitaan penting, aktual dan mencerahkan. Kalau berita-berita negatif sudah banyak diberitakan media lain," ujarnya.
Pada kesempatan itu, Harry mengapresiasi Antara yang menyebutkan tengah memasuki era Antara 5.0, padahal industri global baru memasuki era 4.0, industri penerbangan memasuki era 4.5.
"Saya senang Antara bertekad memasuki era 5.0. Ini bisa lebih cepat dari bayangan," katanya.
Senada dengan itu, Ketua Dewan Pengawas Sutrimo mengatakan Antara memasuki usia 81 tahun, harus berubah dari aspek manajemen maupun bisnis.
"Butuh kerja keras manajemen untuk melakukan perbaikan-perbaikan dalam struktur organisasi dan tata kerja dalam sebuah transformasi yang bersifat jangka panjang," ujar Sutrimo.
Ia menjelaskan dalam sebuah korporasi perubahan awalnya akan terasa ada yang merasa dirugikan, namun setelah itu akan mendapatkan hasil yang terintegrasi menjadi satu.
"Pola-pola lama harus diperbaiki. Harus tertib, efisien, produksi lebih berkualitas berbasis multimedia dan multiplatform," kata mantan Dirjen Potensi Pertahanan, Kementerian Pertahanan ini.
Pada kesempatan itu, Sutrimo juga memberi semangat kepada peserta Rakernas Antara, bahwa lembaga ini harus terus menjadi kepercayaan Pemerintah dan masyarakat, seperti halnya Antara sebagai media di masa perjuangan negara ini.
Sementara itu, Dirut Antara Medyatama Suryodiningrat mengatakan Antara dalam perjalananannya sudah memasuki era 5.0.
Alur historis Antara 1.0 adalah era perjuangan tahun 1937-1961, Antara 2.0 era emas tahun 1962-1998, Antara 3.0 era pancaroba 1998-2007, Antara 4.0 era BUMN tahun 2008-2018, dan Antara 5.0 era konvergensi yang dimulai tahun 2018.
"Antara 5.0 merupakan era konvergensi yang memadukan layanan berita teks, foto, dan video dalam satu platform berbasis digital yang tidak lagi menjual kepada media, tetapi langsung kepada publik," katanya.
Untuk itu tambah Medyatama yang akrab dipanggil Dimas ini, bahwa Antara harus melakukan komunikasi strategis dalam menjalankan perusahaan dengan prinsip-prinsip korporasi.
"Semua lini usaha harus dijalankan secara bersamaan. Tidak lagi terlalu banyak perencanaan tapi harus cepat-cepat dieksekusi," ujarnya.
Langkah yang harus dilakukan Antara ke depan sesuai arahan Menteri BUMM Rini Soemarno adalah, melakukan sinergi dengan BUMN, membangun hubungan baik dengan pemangku kepentingan yaitu Kementerian BUMN dan perusahaan-perusahaan milik negara.
Selanjutnya, Antara menjadi agen perubahan yang niscaya dapat dilakukan, dan menjalankan kebijakan-kebijakan serta investasi demi kesinambungam usaha dan transformasi korporasi. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018