Denpasar (Antaranews Bali) - Keberadaan Nilam Topodade Students (NTS) Jakarta memiliki dedikasi dalam membangun sekolah vokal dan musik yang melahirkan sumber daya manusia (SDM) berkualitas tinggi sesuai dengan visi dan misi lembaga sekolah tersebut.
     Pendiri NTS Jakarta Rudy Lamando, disela-sela acara "Bali International Choir Festival (BICF)" di Sanur, Kota Denpasar, Rabu, mengatakan sekolah yang didirikan tahun 2009 tersebut memiliki empat kelas pembelajaran yakni "Private Class" (1-2 orang), "Reguler Class" (diatas 7 orang), "Small Class" (maksimal 5-6 orang) dan "Choir Class".
     "Saya tidak mengajarkan teori-teori saja, tetapi memastikan mereka bisa tampil (show) dengan kualitas terbaiknya," ujar Rudy.
     Ia mengatakan NTS Jakarta tidak menggunakan bendera atau nama tertentu yang sudah terkenal, seperti sekolah musik pada umumnya. Justru pihaknya berdiri secara mandiri dengan mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki.
     "Kehadiran sekolah musik dan vokal tersebut untuk mewadahi anak-anak bangsa yang berminat dan berbakat mengembangkan diri di bidang tersebut," ucapnya.
     Rudy menjelaskan batas waktu pembelajaran tidak dibatasi semasih siswa membutuhkan bimbingan, diperkenankan untuk belajar dengan biaya yang menyesuaikan dengan standar yang ditentukan.
     Selain itu, kata dia, pihaknya juga memperhatikan siswa yang memiliki keterbatasan dana, namun mempunyai minat dan bakat yang tinggi untuk mengasah dirinya menjadi pribadi yang berkualitas.
     "Itu merupakan tanggung jawab sosial kami memperhatikan yang membutuhkan uluran tangan," katanya.
     Rudi lebih lanjut menjelasan, meski NTS baru berkembang, namun sudah melahirkan beberapa prestasi membanggakan yang diraih oleh siswanya.
     Dikatakan ketika berkolaborasi penyanyi Topodade (Nilam, Caca dan Mia) dengan karakter khas masing-masing mampu meraih juara I "Dreams Girl" di Global TV tahun 2009.
     Selain itu, siswanya Regina Ivanova berhasil merebut juara I "Regina Idol" tahun 2013, begitu juga Azizah juara II KDI di MNC TV tahun 2015.
     Prestasi ditambahkan oleh Soraya Dwi Lestari meraih juara dalam ajang "Q Akademi Indosiar" lagu-lagu religi dan Adeline Lapian juara I "Vidio.com" di SCTV tahun 2016.
     NTS Jakarta Choir yang baru terbentuk juga menyabet juara I Choir se-Jakarta di Emporium Pluit pada 17 Agustus 2017. Dengan pengalaman itu, pihaknya optimistis untuk mengikuti ajang bergengsi BICF ke-7 di Bali.
     "NTS kami memiliki pengajar tiga orang, yakni Rudy Lamando, Nilam Topodade dan Elva Patty," katanya.
     Sementara itu, Nilam Topodade mengatakan, NTS Jakarta menerapkan basic vokal sebagai pondasi secara  menyeluruh. Ibarat membuat rumah, tentunya pondasinya harus kuat sehingga rumahnya kelak tidak cepat roboh.
     Untuk itu, pengembangan bakatnya akan lebih maksimal dan optimal, sehingga mereka menyanyi penuh kekuatan dengan emosional yang tepat. Tim mentor memperkuat dan melatih pengunaan diagpragma untuk memudahkan melakukan kontrol "power" dalam menyanyi.
     Hal senada disampaikan oleh Mentor Elva Patty bahwa pihaknya berharap mampu memberikan kesempatan anak bangsa mendapatkan pendidikan vokal, tidak saja dari kalangan masyarakat mampu (kaya), tetapi juga warga desa.
     "Visi itu diharapkan dapat diwujudkan bersama NTS Jakarta, mengingat peluang dunia musik terbuka lebar.
     Dengan mengikuti perlombaan BICF  2018 dijadikan momentum mengasah siswanya untuk berani dan percaya diri," ucapnya.
     Oleh karena, penampilan lomba tersebut membutuhkan persiapan yang maksimal, sehingga kesempatan itu dapat meningkatkan kemampuan dari masing-masing individu siswa.
     "Semoga NTS Choir lebih maju dan berkembang dalam memajukan pendidikan musik terutama vokal," kata Elva yang sudah biasa bernyanyi sejak kecil itu.
     Bahkan ia mengaku baru saja mendapatkan kategori favorit dalam ajang "New Wave Junior Internasional Contes for Young Pop Singers" di Rusia.
     Sementara kedua siswanya, Vanessa dan Ian Delano mengaku peningkatkan kemampuan vokalnya dengan sungguh signifikan.
     "Teman-teman saya sendiri juga mengungkapkan perubahan itu, tentunya tidak terlepas dari metode pembejalaran yang mengutamakan basic vokal terlebih dahulu sehingga fondasi jadi penyanyi lebih kuat," tutur Vanesa.
     Begitu juga yang dialami oleh Ian Delano yang sempat diremehkan teman sejawatnya dinilai tidak pantas jadi penyanyi. Dengan penampilan dan wajah yang pas-pasan.
     Namun atas keyakinan dan keteguhan hatinya tetap belajar meningkatkan kemampuan dirinya untuk menjadi penyanyi profesional semakin dekat atas mentoring dari NTS Jakarta.
     Sebelum sekolah di NTS Jakarta, keduanya tergabung dalam komunitas "All Jakarta Vocalis (AJV)" dan sudah biasa manggung pada kegiatan lokal dan cafe.


 

Pewarta: I Komang Suparta

Editor : Ni Luh Rhismawati


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018