Denpasar (Antaranews Bali) - Lebih dari 5.000 peserta yang tergabung dalam 146 grup dari 10 negara mengikuti kompetisi paduan suara internasional dengan beragam aliran musik, yang bertajuk "Bali International Choir Festival 2018", di Sanur, Denpasar, 24-28 Juli.
"Bali International Choir Festival (BICF) ke-7 kali ini merupakan loncatan yang besar dan kebahagiaan bagi kami karena semakin banyak negara yang ikut terlibat," kata Presiden Direktur Bandung Choral Society Tommyanto Kandisaputra selaku panitia penyelenggara, di Denpasar, Selasa.
BICF ke-7 yang mengangkat tema "Wonderful BICF, Singing Together is Better" itu diikuti peserta dari 10 negara, yakni Kanada, Latvia, Lithuania, Polandia, China, Malaysia, Filipina, Korea Selatan, Thailand dan Indonesia. Indonesia sebagai tuan rumah, akan diwakili para peserta dari 26 provinsi? yang ikut berkompetisi.
"Filosofi dari tema yang kami angkat adalah melalui paduan suara dan bernyanyi, bukan hanya sebuah kegiatan, tetapi juga bekerja bersama. Membangun penyanyi yang baik itu membangun karakter manusia," ucap Tommyanto.
Paduan suara, lanjut dia, juga merupakan proses kegiatan sosial yang sangat dalam karena merangsang kemampuan sosial. Orang yang terlibat tentu harus bisa bergaul, bisa bertoleransi, selain tetap harus taat pada pimpinan.
"Ketika dunia tidak dapat menyelesaikan masalah kemanusiaan melalui gerakan ekonomi global, politik dan perjanjian damai, bernyanyi bersama bisa membentuk jembatan antarbangsa yang bahagia dan kita bisa melihat sendiri di BICF ini," ucapnya.
Menurut Tommy, ajang BICF juga turut berpengaruh mendongkrak pariwisata Bali. Dia mencontohkan, dari sisi peserta yang jumlahnya lebih dari 5.000, yang mayoritas anak-anak dan remaja, sudah pasti akan mengajak keluarga maupun kerabatnya untuk turut serta.
"Dalam lima hari ini setidaknya Bali sudah bertambah jumlah wisatawannya lebih dari 7.000 jiwa, yang disumbang dari acara BICF ini. Orang yang berkompetisi tidak saja ingin tampil di atas panggung, tetapi mereka ingin menikmati hal lain, seperti alam, menikmati makanan, maupun berinteraksi dengan masyarakat setempat," ujar Tommyanto.
Dengan demikian, tambah dia, BICF telah menjadi kombinasi yang hebat antara kegiatan menyanyi, pariwisata, budaya dan elemen lainnya seperti ekonomi, kemasyarakatan, hingga persahabatan antarbangsa.
Dalam BICF tahun ini ada 16 kategori yang dikompetisikan diantaranya paduan suara pertunjukan atau "show choir", pop dan jazz, remaja, acapela, campuran, anak-anak, serta ketegori wanita dan pria. Selain itu kategori paduan suara senior, gospel dan spiritual, "folklore", grup vokal, hingga "musica sacra".
Sebanyak 16 ahli paduan suara dunia juga didatangkan sebagai juri dalam kompetisi paduan suara tersebut. Lima diantaranya adalah para wakil presiden dari International Federation of Choral Music (IFCM) dan beberapa musisi kenamaan Indonesia seperti Catharina Leimena, Avip Priatna, Daud Kosasih dan Andreas Sugeng.
Sementara itu, Andreas Sugeng, salah satu juri mengatakan bahwa orang Indonesia memiliki karakteristik suara yang "hangat" dan memiliki keluwesan dalam hal rasa.
"Jadi, jangan sampai paduan suara Indonesia mengimitasi paduan suara yang lain, yang karakteristiknya bukan Indonesia," ucapnya.
Senada dengan itu, Maria Gunand, salah satu juri dari Venezuela, mengharapkan para peserta bernyanyi dengan cara yang sama, tentu tergantung dari lagu yang dibawakan, maupun apa yang diminta dari musiknya.
Menurut Maria, paduan suara dari Indonesia selama ini termasuk yang hebat karena bisa menggali akar budayanya dan menyanyi dengan sangat baik.(WDY)
Video oleh Antaranews Bali
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018
"Bali International Choir Festival (BICF) ke-7 kali ini merupakan loncatan yang besar dan kebahagiaan bagi kami karena semakin banyak negara yang ikut terlibat," kata Presiden Direktur Bandung Choral Society Tommyanto Kandisaputra selaku panitia penyelenggara, di Denpasar, Selasa.
BICF ke-7 yang mengangkat tema "Wonderful BICF, Singing Together is Better" itu diikuti peserta dari 10 negara, yakni Kanada, Latvia, Lithuania, Polandia, China, Malaysia, Filipina, Korea Selatan, Thailand dan Indonesia. Indonesia sebagai tuan rumah, akan diwakili para peserta dari 26 provinsi? yang ikut berkompetisi.
"Filosofi dari tema yang kami angkat adalah melalui paduan suara dan bernyanyi, bukan hanya sebuah kegiatan, tetapi juga bekerja bersama. Membangun penyanyi yang baik itu membangun karakter manusia," ucap Tommyanto.
Paduan suara, lanjut dia, juga merupakan proses kegiatan sosial yang sangat dalam karena merangsang kemampuan sosial. Orang yang terlibat tentu harus bisa bergaul, bisa bertoleransi, selain tetap harus taat pada pimpinan.
"Ketika dunia tidak dapat menyelesaikan masalah kemanusiaan melalui gerakan ekonomi global, politik dan perjanjian damai, bernyanyi bersama bisa membentuk jembatan antarbangsa yang bahagia dan kita bisa melihat sendiri di BICF ini," ucapnya.
Menurut Tommy, ajang BICF juga turut berpengaruh mendongkrak pariwisata Bali. Dia mencontohkan, dari sisi peserta yang jumlahnya lebih dari 5.000, yang mayoritas anak-anak dan remaja, sudah pasti akan mengajak keluarga maupun kerabatnya untuk turut serta.
"Dalam lima hari ini setidaknya Bali sudah bertambah jumlah wisatawannya lebih dari 7.000 jiwa, yang disumbang dari acara BICF ini. Orang yang berkompetisi tidak saja ingin tampil di atas panggung, tetapi mereka ingin menikmati hal lain, seperti alam, menikmati makanan, maupun berinteraksi dengan masyarakat setempat," ujar Tommyanto.
Dengan demikian, tambah dia, BICF telah menjadi kombinasi yang hebat antara kegiatan menyanyi, pariwisata, budaya dan elemen lainnya seperti ekonomi, kemasyarakatan, hingga persahabatan antarbangsa.
Dalam BICF tahun ini ada 16 kategori yang dikompetisikan diantaranya paduan suara pertunjukan atau "show choir", pop dan jazz, remaja, acapela, campuran, anak-anak, serta ketegori wanita dan pria. Selain itu kategori paduan suara senior, gospel dan spiritual, "folklore", grup vokal, hingga "musica sacra".
Sebanyak 16 ahli paduan suara dunia juga didatangkan sebagai juri dalam kompetisi paduan suara tersebut. Lima diantaranya adalah para wakil presiden dari International Federation of Choral Music (IFCM) dan beberapa musisi kenamaan Indonesia seperti Catharina Leimena, Avip Priatna, Daud Kosasih dan Andreas Sugeng.
Sementara itu, Andreas Sugeng, salah satu juri mengatakan bahwa orang Indonesia memiliki karakteristik suara yang "hangat" dan memiliki keluwesan dalam hal rasa.
"Jadi, jangan sampai paduan suara Indonesia mengimitasi paduan suara yang lain, yang karakteristiknya bukan Indonesia," ucapnya.
Senada dengan itu, Maria Gunand, salah satu juri dari Venezuela, mengharapkan para peserta bernyanyi dengan cara yang sama, tentu tergantung dari lagu yang dibawakan, maupun apa yang diminta dari musiknya.
Menurut Maria, paduan suara dari Indonesia selama ini termasuk yang hebat karena bisa menggali akar budayanya dan menyanyi dengan sangat baik.(WDY)
Video oleh Antaranews Bali
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018