Denpasar (Antaranews Bali) - Pusat perbelanjaan berjaringan di Bali Hardys menggandeng sekitar 100 usaha mikro kecil menengah (UMKM) untuk menghidupkan kembali kerajaan bisnis ritel itu setelah mengalami kebangkrutan yang berimbas kepada penutupan sejumlah gerai.
"Itu tidak bisa kami lakukan tanpa dukungan 100 UMKM karena untuk membuka satu gerai itu membutuhkan modal yang besar," kata Komisaris Hardys Putu Suadnyana di Denpasar, Kamis.
Upaya manajemen menggandeng ratusan UMKM seakan menjadi "suntikan" energi baru untuk membuka gerai-gerai yang kini sudah ada beberapa yang mulai beroperasi.
Gerai yang mulai beroperasi itu yakni Hardys di Jalan Surapati Singaraja dan Tabanan.
Dalam waktu dekat, pihaknya akan membuka gerai di Panjer dan Gatot Subroto Denpasar.
Suadnyana menuturkan pembukaan beberapa gerai yang sudah beroperasi tersebut mendapat respon yang baik dari masyarakat.
Cabang di Singaraja misalnya, lanjut dia, pencapaian penjualan melebihi ekspektasi mencapai 200 persen dari target sebelum gerai ditutup.
Hal serupa juga terjadi saat pembukaan di Tabanan dengan tingkat penjualan mencapai 250 persen dengan kunjungan mencapai sembilan ribu orang.
"Itu membuat kami optimistis bahwa ritel ini tidak turun. Animo masyarakat cukup banyak apalagi dengan 600 ribu kartu pelanggan," katanya.
Pembukaan beberapa gerai setelah beberapa waktu meredup itu disambut antusias Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Bali yang mendukung langkah kebangkitan salah satu ritel yang sebelumnya menguasai sekitar 27 persen pangsa pasar di Bali itu.
"Penutupan beberapa waktu lalu secara serentak, memberikan efek negatif terhadap pertumbuhan sektor ritel di Bali, sehingga gebrakan manajemen menggandeng UMKM merupakan terobosan penting," kata Pelaksana Tugas Ketua Aprindo Bali Agra Putra.
Kebangkitan itu, kata dia, diharapkan memberikan semangat bagi para pelaku ritel lain untuk terus mendorong pertumbuhan usaha khususnya di Bali dalam kondisi dan situasi apa pun. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018
"Itu tidak bisa kami lakukan tanpa dukungan 100 UMKM karena untuk membuka satu gerai itu membutuhkan modal yang besar," kata Komisaris Hardys Putu Suadnyana di Denpasar, Kamis.
Upaya manajemen menggandeng ratusan UMKM seakan menjadi "suntikan" energi baru untuk membuka gerai-gerai yang kini sudah ada beberapa yang mulai beroperasi.
Gerai yang mulai beroperasi itu yakni Hardys di Jalan Surapati Singaraja dan Tabanan.
Dalam waktu dekat, pihaknya akan membuka gerai di Panjer dan Gatot Subroto Denpasar.
Suadnyana menuturkan pembukaan beberapa gerai yang sudah beroperasi tersebut mendapat respon yang baik dari masyarakat.
Cabang di Singaraja misalnya, lanjut dia, pencapaian penjualan melebihi ekspektasi mencapai 200 persen dari target sebelum gerai ditutup.
Hal serupa juga terjadi saat pembukaan di Tabanan dengan tingkat penjualan mencapai 250 persen dengan kunjungan mencapai sembilan ribu orang.
"Itu membuat kami optimistis bahwa ritel ini tidak turun. Animo masyarakat cukup banyak apalagi dengan 600 ribu kartu pelanggan," katanya.
Pembukaan beberapa gerai setelah beberapa waktu meredup itu disambut antusias Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Bali yang mendukung langkah kebangkitan salah satu ritel yang sebelumnya menguasai sekitar 27 persen pangsa pasar di Bali itu.
"Penutupan beberapa waktu lalu secara serentak, memberikan efek negatif terhadap pertumbuhan sektor ritel di Bali, sehingga gebrakan manajemen menggandeng UMKM merupakan terobosan penting," kata Pelaksana Tugas Ketua Aprindo Bali Agra Putra.
Kebangkitan itu, kata dia, diharapkan memberikan semangat bagi para pelaku ritel lain untuk terus mendorong pertumbuhan usaha khususnya di Bali dalam kondisi dan situasi apa pun. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018