Gianyar (Antaranews Bali) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gianyar kembali memberdayakan tempat pengungsian di bekas Posko Pengungsian Lapangan Sutasoma, Sukawati, mengntisipasi kemungkinan kedatangan pengungsi akibat Gunung Agung meletus yang membakar sebagian hutan di puncak gunung tertinggi di Pulau Bali itu.

"Sebanyak 14 personel telah menyiapkan hal itu sehingga dapat dimanfaatkan jika diperlukan," kata Kepala BPBD Kabupaten Gianyar Anak Agung Gde Oka Digjaya di Gianyar, Rabu.

Ia mengatakan, persiapan itu dilakukan sebagai langkah antisipasi jika terjadi kedaruratan terkait perkembangan Gunung Agung menyusul letusan yang terjadi pada Senin (2/7) pukul 21.04 Wita.

Dengan demikian jika nantinya status Gunung Agung meningkat, Pemkab Gianyar sudah siap menerima para pengungsi warga Karangasem. Diperkiran, Eks Posko Pengungsian Sutasoma mampu menampung sekitar 1.500 pengungsi.

"Atas instruksi dari Sekda Gianyar, kami antisipasi lebih awal, dengan membersihkan Eks Posko Pengungsian Sutasoma. Kami berharap tidak terjadi, tetapi jika terjadi kedaruratan, kami sudah siap," ujar A A Gde Digjaya.

Ia menjelaskan, pihakanya pada hari Selasa (3/7) kedatangan pengungsi sebanyak 18 jika (lima KK) yang berasal dari Banjar Lusuh Kangin, Desa Pering Sari, Kecamatan Selat, Karangasem. Ke-18 warga yang terdiri dari sembilan laki-laki dan sembilan perempuan, termasuk dua orang di antaranya lansia dan dua orang anak-anak.

Mereka saat ini tinggal sementara di Balai Peyadnyan, Banjar Basangambu, Desa Manukaya, Tampaksiring.

"Setelah mendapat laporan, kami datang bersama petugas Dinas Kesehatan, Dinsos, PMI dan Satpol PP untuk melakukan pengecekan sekaligus pemeriksaan kesehatan kepada warga tersebut," ujar Oka Digjaya.

Sementara itu, Sekdakab Gianyar I Made Gede Wisnu Wijaya mengatakan, bersih-bersih dan penataan untuk memberdayakan kembali Eks Posko Pengungsian Sutasoma sebagai langkah antisipasi bencana alam meletusnya Gunung Agung.

Hal itu dilakukan mengingat sudah ada 18 warga Karangasem yang mengungsi di tempat saudaranya di Banjar Basangambu, Desa Manukaya, Tampaksiring.

Atas dasar itu pihaknya melakukan antisipasi jika Kabupaten Gianyar dijadikan sasaran para pengungsi dari Kabupaten Karangasem.

Pemkab Gianyar juga telah menginstruksikan kepada organisasi perangkat daerah (OPD) terkait untuk melakukan pesiapan-persiapan baik dari segi tempat pengungsian, logistik maupun obat-obatan sebagai langkah antisipasi jika terjadi kedaruratan..

"Setidaknya jika terjadi kedaruratan terkait status Gunung Agung, Pemkab Gianyar sudah siap untuk itu. Mulai dari menyediakan tempat yang layak bagi para pengungsi nantinya, maupun dari segi losgitik dan obat-obatan," ujar Wisnu Wijaya.


Serahkan Bantuan

Sementara Kepala Dinas Sosial Kabupaten Gianyar I Made Watha bersama utusan dari PDAM setempat menyerahkan bantuan berupa alat-alat dapur dan sembako kepada lima kepala keluarga pengungsi di Balai Peyadnyan Basangambu Tampaksiring.

Ia mengimbau kepada tokoh masyarakat Basangambu agar menerima dengan baik kedatangan para pengungsi. "Mari kita bersama-sama memohon agar diberikan keselamatan, dan semoga Gunung Agung menurunkan aktivitasnya. Kalaupun Gunung Agung nantinya erupsi kembali semoga tidak ada korban jiwa," ujar Made Watha.

Salah seorang pengungsi Kadek Sutini mengatakan ia telah mengungsi di sejak delapan bulan lalu bersama keluarganya. Ia enggan pulang lantaran tidak ada pekerjaan di kampung halamannya.

"Suami saya buruh bangunan, jika saya pulang ke Karangasem di sana tidak ada pekerjaan karena tidak ada yang berani mendirikan bangunan," cerita Sutini.

Sutini mengaku selama tinggal di Balai Peyadnyaan Basangambu semua bersikap ramah padanya, bahkan pengurus desa memberikan suaminya pekerjaan. (ed)

Pewarta: I Ketut Sutika

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018