Denpasar (Antaranews Bali) - Paduan suara "Voice of Bali" sebagai duta kesenian Kota Denpasar pada ajang Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-40 dengan menampilkan sejumlah lagu nasional dan daerah yang populer di Tanah Air.
"Pada ajang PKB kali ini, kami menampilkan daya tarik Bali dalam sisi apresiatif melalui lagu-lagu yang populer di Tanah Air," kata Ketua "Voice of Bali" Gregorius Septo Mulyadi Tagur di Denpasar, Rabu.
Septo Muyadi lebih lanjut mengatakan penampilan "Voice of Bali" dibagi menjadi tiga sesi. Yakni sesi pertama menampilkan lagu Pop Bali yang berjudul "Kaden Saje" pencipta lagu I Gusti Putu Gde Wedhasmara dan aransemen I Komang Darmayuda.
Selanjutnya, lagu tradisional Jawa Barat yang berjudul "Manuk Dadali" ciptaan dari Sambas Mangundikarta dengan aransemen Raden Wijaya Kurniawan. Berlanjut ke lagu yang berjudul "Rayuan Pulau Kelapa" sebagai lagu wajib nasional Indonesia pencipta Ismail Marzuki yang diaransemen Singgih Sanjaya.
Pada sesi kedua, "Voice of Bali" membawakan kembali lagu wajib nasional Indonesia dengan judul "Tanah Airku" ciptaan Saridjah Niung (Ibu Soed). Beralih ke lagu tradisional Kalimantan Barat (Suku Dayak Ot Danum) dengan judul lagu "Ahtoi Porosh" yang diaransemen Budi Susanto Yohanes.
Selanjutnya ke daerah Maluku membawakan lagu yang berjudul "Hujan Sore-Sore" yang diaransemen Joseph Sulaksana. Begitu juga lagu tradisional Jawa Barat dengan judul "Numpak Prahu Layar". Sesi ketiga, "Voice of Bali" mengawali dengan lagu wajib nasional Indonesia yakni "Tanah Tumpah Darahku" dengan pencipta C. Simanjuntak dan Sanusi Pane yang diaransemen Twilight Orchestra.
Tak terhenti sampai disitu, "Voice of Bali" mengarah dengan lagu dari Sumatera Utara yang berjudul "Sin Sin Sibatumanikam", dan diakhiri dengan lagu daerah Maluku yang berjudul "Toki Tifa" dengan pencipta Christian Isaac Tamaela.
Di samping, kata Septo Mulyadi, penampilan "Voice of Bali" menampilkan dua orang penyanyi, yakni Sancita Karma Rasen dan Ni Ketut Artini.
Menurut Septo Mulyadi, paduan suara "Voice of Bali" merangkul kaum muda dari berbagai kalangan, baik pelajar, pekerja ataupun kalangan umum untuk mengolah bakat-bakat mereka dalam sebuah kegiatan yang bersifat positif.
Ia mengatakan dengan anggota yang berasal dari berbagai daerah di Tanah Air yang tinggal di Bali, keberadaan paduan suara tersebut diharapkan dapat menjadi ajang pertukaran gagasan, kreativitas dan apresiasi generasi muda dalam bermusik dan menjalin sebuah persaudaraan yang sehati.
"Sebelumnya `Voice of Bali` pernah mengikuti beberapa festival dan kompetisi paduan suara di antaranya Busan Choral Festival and Competition, Busan, Korea Selatan," katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018
"Pada ajang PKB kali ini, kami menampilkan daya tarik Bali dalam sisi apresiatif melalui lagu-lagu yang populer di Tanah Air," kata Ketua "Voice of Bali" Gregorius Septo Mulyadi Tagur di Denpasar, Rabu.
Septo Muyadi lebih lanjut mengatakan penampilan "Voice of Bali" dibagi menjadi tiga sesi. Yakni sesi pertama menampilkan lagu Pop Bali yang berjudul "Kaden Saje" pencipta lagu I Gusti Putu Gde Wedhasmara dan aransemen I Komang Darmayuda.
Selanjutnya, lagu tradisional Jawa Barat yang berjudul "Manuk Dadali" ciptaan dari Sambas Mangundikarta dengan aransemen Raden Wijaya Kurniawan. Berlanjut ke lagu yang berjudul "Rayuan Pulau Kelapa" sebagai lagu wajib nasional Indonesia pencipta Ismail Marzuki yang diaransemen Singgih Sanjaya.
Pada sesi kedua, "Voice of Bali" membawakan kembali lagu wajib nasional Indonesia dengan judul "Tanah Airku" ciptaan Saridjah Niung (Ibu Soed). Beralih ke lagu tradisional Kalimantan Barat (Suku Dayak Ot Danum) dengan judul lagu "Ahtoi Porosh" yang diaransemen Budi Susanto Yohanes.
Selanjutnya ke daerah Maluku membawakan lagu yang berjudul "Hujan Sore-Sore" yang diaransemen Joseph Sulaksana. Begitu juga lagu tradisional Jawa Barat dengan judul "Numpak Prahu Layar". Sesi ketiga, "Voice of Bali" mengawali dengan lagu wajib nasional Indonesia yakni "Tanah Tumpah Darahku" dengan pencipta C. Simanjuntak dan Sanusi Pane yang diaransemen Twilight Orchestra.
Tak terhenti sampai disitu, "Voice of Bali" mengarah dengan lagu dari Sumatera Utara yang berjudul "Sin Sin Sibatumanikam", dan diakhiri dengan lagu daerah Maluku yang berjudul "Toki Tifa" dengan pencipta Christian Isaac Tamaela.
Di samping, kata Septo Mulyadi, penampilan "Voice of Bali" menampilkan dua orang penyanyi, yakni Sancita Karma Rasen dan Ni Ketut Artini.
Menurut Septo Mulyadi, paduan suara "Voice of Bali" merangkul kaum muda dari berbagai kalangan, baik pelajar, pekerja ataupun kalangan umum untuk mengolah bakat-bakat mereka dalam sebuah kegiatan yang bersifat positif.
Ia mengatakan dengan anggota yang berasal dari berbagai daerah di Tanah Air yang tinggal di Bali, keberadaan paduan suara tersebut diharapkan dapat menjadi ajang pertukaran gagasan, kreativitas dan apresiasi generasi muda dalam bermusik dan menjalin sebuah persaudaraan yang sehati.
"Sebelumnya `Voice of Bali` pernah mengikuti beberapa festival dan kompetisi paduan suara di antaranya Busan Choral Festival and Competition, Busan, Korea Selatan," katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018