Negara (Antaranews Bali) - Beberapa "wilayah barat" di Provinsi Bali yakni di Kabupaten Jembrana, terguyur hujan abu vulkanik dari Gunung Agung, meskipun dengan intensitas rendah.

"Laporan yang masuk ke kami, wilayah Jembrana yang terpapar abu Gunung Agung rata-rata di daerah pegunungan," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jembrana Ketut Eko Susilo di Negara, Selasa.

Karena abu vulkanik bisa membahayakan pernafasan, ia mengimbau masyarakat untuk waspada, serta segera melapor jika ada paparan abu vulkanik atau bencana lainnya di wilayah masing-masing.

Ia mengatakan BPBD menyiapkan 2.000 masker yang akan dibagikan kepada masyarakat yang terdampak abu Gunung Agung, seperti di Dusun Sari Kuning, Desa Tukadaya, Kecamatan Melaya.

Selain di dusun tersebut, menurutnya, laporan adanya hujan abu juga pihaknya terima dari Desa Pengeragoan, Kecamatan Pekutatan, Desa Manistutu dan Kelurahan Gilimanuk, Kecamatan Melaya.

"Kecenderungan hujan abu terjadi di wilayah-wilayah pegunungan. Untuk di dataran rendah, kami belum mendapatkan laporan," katanya.

Saat mendatangi Dusun Sari Kuning, Desa Tukadaya, BPBD Jembrana membagikan 300 masker kepada warga, termasuk yang melintas di jalan dusun tersebut.

Sambil membagikan masker, Eko beserta anak buahnya mengimbau warga untuk menjaga kesehatan dari menghirup abu vulkanik karena bisa menyebabkan infeksi saluran pernafasan.

Beberapa warga yang ditemui, tidak seluruhnya tahu Gunung Agung meletus dan melontarkan abu vulkanik, namun mereka tahu Selasa pagi banyak menjumpai abu tipis di rumah, daun serta tempat lainnya.

"Tidak tahu kalau Gunung Agung meletus. Tadi sekitar jam 06.00 wita, saat bangun sudah ada abu tapi tidak tebal," kata Made Ayu Arisani, salah seorang warga.

Sementara Ni Kade Diantari dan Kadek Sugiartini, warga lainnya tahu abu yang mereka lihat berasal dari Gunung Agung setelah melihat berita di televisi.

"Tadi pagi saat melihat ada abu saya langsung menyalakan televisi dan melihat beritanya. Sebelumnya, saya memang tahu Gunung Agung sempat meletus," kata Sugiartini. (ed)

Pewarta: Gembong Ismadi

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018