Karangasem (Antaranews Bali) - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat Gunung Agung di Kabupaten Karangasem, Bali, Senin pukul 21.04 WITA, mengeluarkan lava pijar yang terlontar dari kawah hingga 1,5 kilometer.

"Erupsi yang terekam pada seismogram dengan amplitudo maksimum 24 mm dan durasi sekitar 7 menit 21 detik itu terjadi secara Strombolian dengan suara dentuman," kata Kepala Sub-Bidang Mitigasi Pemantauan Gunung Api Wilayah Timur PVMBG, Devy Kamil S., saat dikonfirmasi, Senin malam.

Pewarta Antara dari Karangasem melaporkan suara gemuruh sudah sesekali terdengar dari gunung itu sejak pukul 17.00 WITA, namun tidak ada tanda-tanda akan mengeluarkan lava pijar, kecuali asap tipis hingga tebal yang berwarna putih hingga kelabu yang keluar dalam selang waktu tertentu.

Karena belum menunjukkan indikasi erupsi yang berbahaya, maka sejumlah wisatawan di Pura Besakih terlihat masih beraktivitas seperti biasa, namun sejumlah warga Karangasem mengaku akan siaga setiap waktu.

"Meski belum ada tanda-tanda letusan besar, saya dan warga lain akan tetap berjaga pada setiap malam untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan," kata warga Besakih, Suwar, ketika diwawancarai pada Senin sore.

Setelah matahari terbenam, aktivitas warga Karangasem di Pura Besakih sudah mulai sepi dan wisatawan sudah meninggalkan pura terbesar di Bali itu, namun informasi terjadinya lontaran lava pijar mulai tersebar sejak pukul 21.34 WITA.

Secara terpisah, Kasi Tanggap Darurat Bencana dan Pelayanan Kegawatdaruratan BPBD Provinsi Bali I Gede Agus Tangkas Arjawa mengimbau masyarakat untuk tetap tenang terkait adanya lontaran lava pijar.

"Meski terjadi lontaran, namun hal itu bukan berarti radius bahaya melebihi 4 kilometer, karena itu masyarakat tetap tenang, kalau ingin melalukan evakuasi hendaknya tetap di wilayah KRB (kawasan rawan bencana) II atau tidak keluar dari Karangasem," katanya. (ed)

Pewarta: Naufal Fikri Yusuf

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018