Denpasar (Antaranews Bali) - Presiden Joko Widodo memukul gong menandai pelepasan peserta pawai Pesta Kesenian Bali ke-40 di depan Monumen Perjuangan Rakyat Bali, Denpasar, Sabtu.
Presiden memukul gong didampingi Menteri Koperasi dan UKM Anak Agung Ngurah Puspayoga, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendi dan Gubernur Bali Made Mangku Pastika.
Usai Kepala Negara memukul gong disambut tabuh "ketug bumi" persembahan Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar sekaligus mengiringi tari Siwa Nataraja sebagai tanda pelepasan pawai PKB yang ke-40.
Presiden yang hadir didampingi Ibu Iriana Jokowi dan sejumlah menteri Kabinet Kerja, melepas Pawai PKB dengan mengenakan pakaian adat Bali atasan safari berwarna putih dan kain songket dengan dominasi berwarna hijau serta "udeng" atau ikat kepala khas Bali berwarna hijau.
Sementara itu, Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengatakan tema PKB tahun ini adalah "Teja Dharmaning Kauripan, Api Spirit Penciptaan".
PKB, ujar Pastika, merupakan agenda seni tahunan yang menampilkan puncak-puncak apresiasi seni dari para seniman di sembilan kabupaten/kota di Pulau Dewata.
Dengan kehadiran Presiden, menurut Pastika akan menjadi dorongan moral pada masyarakat Bali, khususnya para seniman untuk terus berkarya dan berkreasi mengembangkan kebudayaan Bali yang adiluhung.
Selain penampilan dari ISI Denpasar, ada 17 peserta pawai yakni perwakilan Pemerintah Provinsi Bali, sembilan kabupaten/kota di Bali, marching band Universitas Udayana, marching band Universitas Warmadewa.
Selain itu juga tampil delegasi Pemerintah Provinsi Guangxi China, Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Papua, Sanggar Basundari Jepang, Konsulat Jepang, dan Forum Kerja Sama Sunda Kecil.
Pemerintah Provinsi Bali mengawali pawai dengan menampilkan gamelan gong suling sebagai gamelan pembuka. Setelah itu dilanjutkan dengan barisan panji-panji seperti barisan umbul-umbul, barisan "kober" dan barisan "tedung".
Hal yang menarik dari barisan panji-panji ini adalah menampilkan sebuah evolusi bentuk panji-panji untuk ritual keagamaan hingga evolusinya menjadi bentuk baru sesuai dengan estetika kekinian. Barisan panji-panji ini diiringi dengan gamelan bebarongan.
Sedangkan di bagian tengah ditampilkan barisan Jegeg Bagus Bali, yakni muda-mudi Bali yang telah terseleksi lewat ajang pemilihan, baik secara fisik maupun secara bakat dan intelektual.
Pada bagian akhir pawai duta Pemerintah Provinsi Bali mempersembahkan karya fragmentari "Smaradahana" yang diangkat dari kakawin Smaradahana karya Mpu Dharmadja.
Setelah pawai persembahan Pemprov Bali, selanjutnya diikuti pawai dari sembilan kabupaten/kota di Provinsi Bali. (Adt)
Video oleh Pande Yudha
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018
Presiden memukul gong didampingi Menteri Koperasi dan UKM Anak Agung Ngurah Puspayoga, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendi dan Gubernur Bali Made Mangku Pastika.
Usai Kepala Negara memukul gong disambut tabuh "ketug bumi" persembahan Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar sekaligus mengiringi tari Siwa Nataraja sebagai tanda pelepasan pawai PKB yang ke-40.
Presiden yang hadir didampingi Ibu Iriana Jokowi dan sejumlah menteri Kabinet Kerja, melepas Pawai PKB dengan mengenakan pakaian adat Bali atasan safari berwarna putih dan kain songket dengan dominasi berwarna hijau serta "udeng" atau ikat kepala khas Bali berwarna hijau.
Sementara itu, Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengatakan tema PKB tahun ini adalah "Teja Dharmaning Kauripan, Api Spirit Penciptaan".
PKB, ujar Pastika, merupakan agenda seni tahunan yang menampilkan puncak-puncak apresiasi seni dari para seniman di sembilan kabupaten/kota di Pulau Dewata.
Dengan kehadiran Presiden, menurut Pastika akan menjadi dorongan moral pada masyarakat Bali, khususnya para seniman untuk terus berkarya dan berkreasi mengembangkan kebudayaan Bali yang adiluhung.
Selain penampilan dari ISI Denpasar, ada 17 peserta pawai yakni perwakilan Pemerintah Provinsi Bali, sembilan kabupaten/kota di Bali, marching band Universitas Udayana, marching band Universitas Warmadewa.
Selain itu juga tampil delegasi Pemerintah Provinsi Guangxi China, Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Papua, Sanggar Basundari Jepang, Konsulat Jepang, dan Forum Kerja Sama Sunda Kecil.
Pemerintah Provinsi Bali mengawali pawai dengan menampilkan gamelan gong suling sebagai gamelan pembuka. Setelah itu dilanjutkan dengan barisan panji-panji seperti barisan umbul-umbul, barisan "kober" dan barisan "tedung".
Hal yang menarik dari barisan panji-panji ini adalah menampilkan sebuah evolusi bentuk panji-panji untuk ritual keagamaan hingga evolusinya menjadi bentuk baru sesuai dengan estetika kekinian. Barisan panji-panji ini diiringi dengan gamelan bebarongan.
Sedangkan di bagian tengah ditampilkan barisan Jegeg Bagus Bali, yakni muda-mudi Bali yang telah terseleksi lewat ajang pemilihan, baik secara fisik maupun secara bakat dan intelektual.
Pada bagian akhir pawai duta Pemerintah Provinsi Bali mempersembahkan karya fragmentari "Smaradahana" yang diangkat dari kakawin Smaradahana karya Mpu Dharmadja.
Setelah pawai persembahan Pemprov Bali, selanjutnya diikuti pawai dari sembilan kabupaten/kota di Provinsi Bali. (Adt)
Video oleh Pande Yudha
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018