Denpasar (Antaranews Bali) - Pemerintah Kota Denpasar, Bali, menyelenggarakan "Supercamp" bagi siswa SMP dalam mengisi libur panjang sekolah tahun 2018.

Sekretaris Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (P2AP2KB) Kota Denpasar, I Gusti Agung Wetrawati di Denpasar, Kamis mengatakan kegiatan di Ashram Landih, Kabupaten Bangli, itu melibatkan anak-anak panti asuhan dan Lentera Anak Bali.

Kegiatan yang dilakukan itu merupakan kegiatan positif bagi siswa sekolah dalam upaya melatih mental dirinya. "Kegiatan tersebut merupakan kegiatan sangat positif dalam membangun karakter anak. Selain juga untuk mengisi hari liburan sekolah," ucapnya.

Sementara Kepala Bidang Pemenuhan Hak Anak P2AP2KB Denpasar, Tresna Yasa menambahkan selain mendidik karakter anak yang lebih mandiri, para peserta juga agar anti pemberitaan bohong (hoax).

"Ini sangat penting kami sampaikan kepada para peserta `Supercamp`. Mengingat semua peserta merupakan anak-anak sekolah yang menggunakan telepon seluler. Dengan memberikan pendidikan anti `hoax` diharapkan anak-anak di Kota Denpasar, khususnya menghindari pemberitaan bohong, karena telah ada sanksinya bagi penyebar isu `hoax`," ucapnya.

Selama dua hari kegiatan "Supercamp" diisi dengan berbagai kegiatan permainan edukatif yang melatih anak untuk mandiri, kerja sama, konsentrasi, ketangkasan, dan rasa tanggung jawab. Selain kegiatan permainan edukasi, diisi pula dengan materi yang diberikan oleh P2TP2A Kota Denpasar mengenai bahaya kekerasan yang dapat terjadi pada remaja.

Selain dari P2TP2A Kota Denpasar, materi juga diberikan oleh Pusat Pembelajaran Keluarga (Puspaga) Dharma Negara Kota Denpasar dan Forum Anak Daerah (FAD) Kota Denpasar mengenai "Genting" (Gerakan Anti Bullying) dan Pelopor dan Pelapor (P2).

Bahaya materi kekerasan pada anak, menurut Tresna Yasa, sangat penting diberikan pada anak-anak sekolah sehingga bisa menghindarkan perbuatan kekerasan tersebut. Termasuk juga bagaimana anak-anak sekolah melakukan gerakan "anti bullying (Genting)".

Dengan memberikan materi "Genting", maka anak-anak lebih berpikir bila melakukan "bullying". Karena tindakan tersebut dapat menimbulkan dampak kurang baik bagi anak-anak yang "dibullying". "Kami berupaya menekan tindakan `bullying` di kalangan anak-anak sehingga tidak mempengaruhi karakter anak," ujarnya.

Seorang peserta, Gayatri Ratna Dewi dari SMPK 1 Harapan mengatakan kegiatan "Supercamp" yang dilaksanakan Pemerintah Kota Denpasar sangat bermanfaat bagi anak-anak sekolah dalam mengisi hari libur.

"Kami sangat senang dengan kegiatan ini. Karena dalam mengisi hari libur seperti `supercamp` kami dilatih menggunakan ilmu teknologi secara bijaksana," katanya. (WDY)

Pewarta: I Komang Suparta

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018