Surabaya (Antaranews) - Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi mengukuhkan Laskar Pemuda Masjid Antiradikalisme dan menjadikan radikalisme sebagai musuh bersama bangsa ini di Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya, Sabtu.
"Pemuda harus memelopori gerakan antiradikalisme, sebab kalau tidak maka akan menjadi bom waktu dan menjadi beban yang begitu berat bagi bangsa ini," ujarnya di sela deklarasi.
Turut hadir pada kesempatan tersebut Direktur Pembinaan Masyarakat (Dirbinmas) Polda Jatim Kombes Pol Gamar Basri.
Kementerian Pemuda dan Olahraga, kata dia, berkomitmen terus mendukung gerakan seperti itu, terlebih muncul dari aktivis masjid.
Selain itu, Laskar Pemuda Masjid ini harus melahirkan para dai, para pemimpin dan para kiai sehingga syiarnya harus diperluas dan umat betul-betul dalam keadaan damai, tenang dan tenteram.
Karena itulah, Menpora meminta para pelajar dan mahasiswa jangan pernah menjauh dari masjid dan menjadikannya sebagai tempat berdakwah, sosial, ekonomi bahkan olahraga.
"Jangan jadikan masjid sebagai cikal bakal lahirnya radikalisme. Saya berharap teman-teman harus cinta masjid, jadilah takmir di sana, muadzin, imam dan yang terpenting jadikan masjid sebagai gerakan cinta Tanah Air," ucapnya.
Sementara itu, Inisiator Laskar Pemuda Islam Antiradikalisme Helmy M Noor mengatakan bahwa gerakan ini muncul setelah teristiwa pengeboman mengatasnamakan Islam secara beruntun, mulai dari Jakarta, Surabaya, Sidoarjo dan Riau.
"Yang ironis, pelakunya ada yang masih berusia remaja dan masih duduk di bangku sekolah. Makanya kami ajak para pelajar, pemuda dan remaja masjid berkomitmen besar untuk membersihkan benih-benih radikalisme," katanya didampingi Ketua Remas Al Akbar, A Ainun Najib. (ed)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018
"Pemuda harus memelopori gerakan antiradikalisme, sebab kalau tidak maka akan menjadi bom waktu dan menjadi beban yang begitu berat bagi bangsa ini," ujarnya di sela deklarasi.
Turut hadir pada kesempatan tersebut Direktur Pembinaan Masyarakat (Dirbinmas) Polda Jatim Kombes Pol Gamar Basri.
Kementerian Pemuda dan Olahraga, kata dia, berkomitmen terus mendukung gerakan seperti itu, terlebih muncul dari aktivis masjid.
Selain itu, Laskar Pemuda Masjid ini harus melahirkan para dai, para pemimpin dan para kiai sehingga syiarnya harus diperluas dan umat betul-betul dalam keadaan damai, tenang dan tenteram.
Karena itulah, Menpora meminta para pelajar dan mahasiswa jangan pernah menjauh dari masjid dan menjadikannya sebagai tempat berdakwah, sosial, ekonomi bahkan olahraga.
"Jangan jadikan masjid sebagai cikal bakal lahirnya radikalisme. Saya berharap teman-teman harus cinta masjid, jadilah takmir di sana, muadzin, imam dan yang terpenting jadikan masjid sebagai gerakan cinta Tanah Air," ucapnya.
Sementara itu, Inisiator Laskar Pemuda Islam Antiradikalisme Helmy M Noor mengatakan bahwa gerakan ini muncul setelah teristiwa pengeboman mengatasnamakan Islam secara beruntun, mulai dari Jakarta, Surabaya, Sidoarjo dan Riau.
"Yang ironis, pelakunya ada yang masih berusia remaja dan masih duduk di bangku sekolah. Makanya kami ajak para pelajar, pemuda dan remaja masjid berkomitmen besar untuk membersihkan benih-benih radikalisme," katanya didampingi Ketua Remas Al Akbar, A Ainun Najib. (ed)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018