Semarang (Antaranews Bali) - PT Pertamina (Persero) menyatakan bahwa Pertashop, yakni unit SPBU modular dengan kapasitas tangki 5.000 liter, merupakan inovasi untuk mempermudah masyarakat daerah membeli BBM, khususnya jenis pertalite.
"Bisa jadi SPBU kurang laik untuk dibangun di suatu daerah karena pasar dan volumenya belum memenuhi kriteria SPBU. Karena itu, kami buat konsep yang kecil ini, untuk mendekatkan diri ke masyarakat," kata Plt Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati saat mendampingi Menteri BUMN meninjau pembangunan terminal baru Bandara Ahmad Yani, Semarang, Jumat.
Saat ini, Pertamina telah membangun tiga unit Pertashop di Sidoarjo, Jawa Timur; Garut, Jawa Barat; dan Pati, Jawa Tengah.
Hingga akhir 2018, Pertamina menargetkan membangun lima unit Pertashop, yang pengelolaannya diserahkan kepada komunitas seperti pondok pesantren dan koperasi.
Pada tahap awal, Pertashop menyediakan BBM jenis Pertalite yang menyasar pengguna sepeda motor.
"Sementara sekarang untuk pasar motor yang banyak menggunakan Pertalite. Kasihan kalau mereka harus jauh-jauh hanya untuk beli BBM," tutur Nicke.
Pertashop akan menjual LPG dan produk oli kemasan Enduro dan Fastron yang juga dilengkapi dengan fasilitas penggantian oli kendaraa konsumen.
Dari segi harga, BBM yang dijual di Pertashop akan 10 persen lebih mahal dibandingkan yang dijual di SPBU.
"Karena sistemnya sub-SPBU jadi pasokannya mengambil dari SPBU terdekat. Ada margin transportasinya ya sekitar 10 persen lah," kata Nicke.
Pertamina akan mengembangkan Pertashop melalui paket kerja sama dengan perbankan untuk segi pembiayaan, jika inovasi ini mendapat respons positif dari masyarakat.
Pertashop juga diharapkan bisa menumbuhkan perekonomian daerah karena akan dikelola langsung oleh masyarakat.
"Yang penting bagaimana kita bisa melayani masyarakat dengan lebih cepat dan mudah," tutur Nicke. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018
"Bisa jadi SPBU kurang laik untuk dibangun di suatu daerah karena pasar dan volumenya belum memenuhi kriteria SPBU. Karena itu, kami buat konsep yang kecil ini, untuk mendekatkan diri ke masyarakat," kata Plt Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati saat mendampingi Menteri BUMN meninjau pembangunan terminal baru Bandara Ahmad Yani, Semarang, Jumat.
Saat ini, Pertamina telah membangun tiga unit Pertashop di Sidoarjo, Jawa Timur; Garut, Jawa Barat; dan Pati, Jawa Tengah.
Hingga akhir 2018, Pertamina menargetkan membangun lima unit Pertashop, yang pengelolaannya diserahkan kepada komunitas seperti pondok pesantren dan koperasi.
Pada tahap awal, Pertashop menyediakan BBM jenis Pertalite yang menyasar pengguna sepeda motor.
"Sementara sekarang untuk pasar motor yang banyak menggunakan Pertalite. Kasihan kalau mereka harus jauh-jauh hanya untuk beli BBM," tutur Nicke.
Pertashop akan menjual LPG dan produk oli kemasan Enduro dan Fastron yang juga dilengkapi dengan fasilitas penggantian oli kendaraa konsumen.
Dari segi harga, BBM yang dijual di Pertashop akan 10 persen lebih mahal dibandingkan yang dijual di SPBU.
"Karena sistemnya sub-SPBU jadi pasokannya mengambil dari SPBU terdekat. Ada margin transportasinya ya sekitar 10 persen lah," kata Nicke.
Pertamina akan mengembangkan Pertashop melalui paket kerja sama dengan perbankan untuk segi pembiayaan, jika inovasi ini mendapat respons positif dari masyarakat.
Pertashop juga diharapkan bisa menumbuhkan perekonomian daerah karena akan dikelola langsung oleh masyarakat.
"Yang penting bagaimana kita bisa melayani masyarakat dengan lebih cepat dan mudah," tutur Nicke. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018