Denpasar (Antaranews Bali) - PT Pertamina (Persero) menyiapkan kebutuhan bahan bakar minyak sesuai prediksi konsumsi di Bali yang diperkirakan meningkat sekitar 140 persen menjelang dan saat pertemuan Dana Moneter Internasional dan Bank Dunia, Oktober 2018.

"Itu kami perkirakan terjadi tiga hari menjelang dan tiga hari setelah pertemuan IMF dan Bank Dunia," kata Manajer Pemasaran Pertamina Wilayah Bali dan NTB Doni Indrawan di Denpasar, Jumat.

Menurut dia, prediksi peningkatan konsumsi sebesar 140 persen dari konsumsi rata-rata harian itu terjadi untuk BBM jenis gasoline dan gasoil untuk di 191 stasiun pengisian bahan bahan bakar umum (SPBU) di seluruh Bali.

Namun hanya sekitar 10 SPBU di sekitar kawasan Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) yang menjadi tempat pelaksanaan pertemuan pelaku ekonomi dan keuangan dunia itu menjadi perhatian utama Pertamina.

Di kawasan elite tersebut, perusahaan BUMN itu akan membuat posko khusus mengantisipasi kebutuhan BBM menyambut pelaksanaan IMF dan Bank Dunia, sedangkan di 10 SPBU tersebut, lanjut dia, Pertamina akan menyiagakan dua atau tiga mobil tangki BBM yang bisa melayani konsumen langsung.

Satu mobil tangki tersebut, kata dia, menampung sekitar 16 ribu kiloliter BBM yang akan digunakan untuk hilir mudik memenuhi kebutuhan SPBU khususnya di kawasan ITDC.

Pertamina menyebutkan konsumsi normal harian untuk premium mencapai 602 kiloliter, pertalite 1.161 kiloliter, pertamax 716 kiloliter dan pertamax turbo 2 kiloliter, sedangkan bahan bakar lainnya yakni solar konsumsi normal rata-rata per hari mencapai 478 kiloliter, dexlite 38 kiloliter dan pertamina dex sebesar 5 kiloliter.

Pertemuan IMF dan Bank Dunia dijadwalkan berlangsung di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, 8-14 Oktober 2018. Pertemuan menteri keuangan, gubernur bank sentral serta pelaku keuangan dan ekonomi tersebut rencananya dihadiri sekitar 15 ribu delegasi dari 189 negara. (ed)

Pewarta: Dewa Wiguna

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018