Gianyar (Antaranews Bali) - Ratusan seniman Bali dan Daerah Istimewa Yogyakarta memeriahkan puncak peringatan hari jadi ke-247 Kota Gianyar dengan berbagai atraksi seni dan budaya di panggung terbuka Balai budaya setempat, Kamis malam.

Atraksi berbagai jenis hiburan yang disaksikan Penjabat (Pj) Bupati Gianyar, I Ketut Rochineng, itu mendapat perhatian besar dari masyarakat Kabupaten Gianyar maupun daerah lainnya di Bali.

Selain penampilan artis pop Bali seperti Yong Sagita, Bayu KW, dan Widi Widianan, penampilan Dek Ulik juga mampu mengobati kerinduan masyarakat akan tembang Bali yang pernah berjaya pada masanya.

Pagelaran diawali dengan partisipasi tim kesenian Daerah Istimewa Yogyakarta yang menyuguhkan garapan berjudul "Panji Karsa Ginarsih" yang menampilkan kolaborasi antara seni lokal Bali dengan kesenian DIY.

Para seniman DIY tampak begitu luwes memeragakan beberapa jenis tarian Bali yang dipadupadankan dengan kesenian DIY.

Setelah itu, penampilan selanjutnya dari anak-anak Bali Kumara empat generasi dengan olah vokal yang mumpuni, membuka mata para penikmat seni bahwa Gianyar mempunyai potensi dalam bidang seni dan budaya dan seni olah vokal.

Menurut Pj Bupati Gianyar, I Ketut Rochineng, potensi seni di Kabupaten Gianyar sangat besar. Sesuai dengan tema "Gianyar Sebagai Inspirasi Pelestarian Budaya Bali", peringatan Hari Jadi ke-247 Kota Gianyar diharapkan dapat menjadi wahana bagi pengembangan dan pelestarian seni dan budaya Bali yang adiluhung.

Selain itu juga untuk mengakomodasi berbagai kegiatan yang berkembang dan diminati masyarakat, sehingga ruang berekspresi dan berkreasi senantiasa tersedia demi ajegnya seni dan budaya Bali.

Pada penghujung pementasan, penikmat seni dan masyarakat Gianyar disuguhi pementasan kolosal dari Sanggar Paripurna, Bona, yang menampilkan garapan berjudul "Agni Nirmala" dengan melibatkan 500 seniman dari anak-anak hingga dewasa.

Berkisah tentang api jumawa angkara murka Rahwana, memantik api kepahlawanan Anoman dari api suci Dewi Sita. Kera Putih Anoman berkubang api dan bertaruh nyawa membumihanguskan Keraton Alengka demi tegaknya kebenaran yang diemban sang junjungan Rama Dewa.

Putri ayu jelita Dewi Sita bermandi api menunjukkan kemuliaan nuraninya sebagai wanita yang mengawal kesucian cinta agungnya kepada kekasih, Sang Rama.

Api yang paling mengerikan dalam epos Ramayana itu adalah api neraka perang yang memusnahkan peradaban. Dewa Agni Hyang Brahma sungguh prihatin dan harus merangkai kembali keadaban yang telah tercipta.

Pada akhir pementasan tersebut, Pj Bupati Gianyar, I Ketut Rochineng didampingi Wakil Ketua DPRD setempat, I Ketut Jata, Sekdakab Gianyar, I Made Gede Wisnu Wijaya serta pimpinan Sanggar Paripurna Bona, I Made Sidia melakukan peluncuran kembang api menambah kesemarakan peringatan Hari Jadi Kota Gianyar. (WDY)

Pewarta: I Ketut Sutika

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018