Jakarta (Antaranews) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mendata 10 daerah tidak mengalami hujan selama sebulan terakhir sehingga perlu diwaspadai ancaman kekeringan serta kebakaran hutan dan lahan.

"Mengawali kemarau tercatat 10 daerah dilaporkan tidak mengalami hujan selama hampir sebulan sehingga perlu diwaspadai potensi berkurangnya persediaan air dan kemungkinan mudahnya terjadi kebakaran," kata Humas BMKG Hary T Djatmiko dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Rabu.

Ke sepuluh daerah tersebut yaitu Bireun Provinsi Aceh, Banyuwangi Provinsi Jawa Timur, Jembrana dan Tabanan Provinsi Bali, Lombok Tengah Provinsi NTB, Ende, Malaka dan Nagakeo Provinsi NTT, Bantaeng dan Bulukumba Provinsi Sulawesi Selatan.

Sebelumnya BMKG menyatakan musim kemarau  dimulai pada April 2018 yang terjadi di sebagian wilayah. Daerah yang pertama memasuki musim kemarau Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat dan Bali.

Puncak musim kemarau akan berlangsung pada Agustus dan September 2018. Terjadinya musim kemarau tidak merata di semua wilayah dan akan terus meluas hingga Oktober 2018.

Saat awal musim kemarau,  curah hujan mencapai 150 milimeter per bulan dan terus menurun seiring terjadinya puncak musim kemarau.

Pada puncak musim kemarau yang terjadi pada Agustus -September, curah hujan berkisar antara 20-0 milimeter per bulan atau sama sekali tidak ada hujan.

Namun menurut BMKG, kemarau pada 2018 diprakirakan tidak separah musim kemarau pada 2015 karena sampai dengan pertengahan 2018 iklim di Indonesia masih dipengaruhi La Nina lemah, sehingga kemarau tahun ini akan berimplikasi positif pada tanaman palawija dan tanaman semusim yang tidak terlalu memerlukan banyak air. (*)

Pewarta: Desi Purnamawati

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018