Jakarta (Antaranews Bali) - Program "smart city" yang diterapkan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terbukti dapat mempercepat upaya mengatasi kendala dalam pembangunan perkotaan, karena permasalahan di lapangan dapat langsung disampaikan dan akhirnya dicarikan solusi.

"Sejak diterapkan program `smart city` di DKI Jakarta tahun 2015, beberapa permasalahan yang menjadi kendala dalam pembangunan sudah bisa dicarikan jalan keluarnya," kata Kepala Satuan Pelaksana Operasional "Jakarta Smart City" Ardhika di Jakarta, Jumat.

Saat menerima rombongan Humas Pemkot Denpasar dan wartawan, ia mengatakan program "smart city" atau kota cerdas tersebut membawa manfaat sangat besar bagi perkembangan pembangunan, mulai dari pelayanan pencatatan penduduk, pemantauan kebersihan melalui kamera pengintai, maupun arus lalu lintas dan lain sebagainya.

"Sejak dibangun program `smart city` tahun 2015 secara bertahap permasalahan yang dihadapi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dapat dilakukan pembenahan maupun mencarikan jalan keluar (solusi). Karena program tersebut terkoneksi dengan perangkat daerah di seluruh Jakarta," ujarnya.

Ardhika mencontohkan dalam penanganan sampah, melalui aplikasi "smart city" tersebut, masyarakat bisa menyampaikan keluhannya dan didukung unggah foto lokasi, maka penanganan akan bisa segera diatasi oleh petugas kebersihan.

"Begitu juga terhadap permasalahan arus lalu lintas yang dipantau melalui kamera pemantau (CCTV), dari ruang kontrol `smart city` bisa menginformasikan kepada instansi terkait mengenai kepadatan atau jalan tersebut mengalami kemacetan, sehingga bisa ditangani untuk memperlancar arus lalu lintas itu," ujarnya.

Menurut Ardhika, program "smart city` tersebut sangat bermanfaat bagi pembangunan, karena setiap permasalahan bisa dilakukan pengawasan dan penanganan secara tepat, sehingga yang menjadi keluhan masyarakat bisa dikurangi.

"Keberadaan program kota cerdas yang berbasis database dengan terkoneksi dengan internet itu membawa perubahan yang sangat besar dalam pembangunan perkotaan," ujarnya.

Sementara itu, Asisten I Bidang Pemerintahan, Kota Denpasar I Made Toya SH, MH mengatakan studi banding ke Pemerintah Provinsi DKI Jakarta ingin mendapatkan tambahan ilmu dalam pengelolaan program "smart city", sebab di Denpasar juga sudah menerapkan program tersebut, namun masih banyak yang belum sinkron atau terintegrasi.

"Kedatangan kami kesini (Jakarta) ingin mengetahui lebih dekat program `smart city` yang diterapkan di Ibu Kota Negara tersebut. Karena keberadaan program yang dijalankan di Jakarta itu mampu meningkatkan pembangunan," ujarnya.

Ia mengatakan dengan studi banding tersebut nantinya kekurangan yang selama ini dihadapi di Pemkot Denpasar dalam menerapkan program kota cerdas bisa ditingkatkan dan disempurnakan, sehingga bisa memberi pelayanan yang lebih baik.

"Kami berharap kekurangan yang dihadapi dalam menjalankan program `smart city` di Denpasar ke depannya bisa diperbaiki dan disempurnakan, sehingga akan berdampak untuk memudahkan dalam pelayanan terhadap masyarakat," ujarnya. (ed)

Pewarta: I Komang Suparta

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018