Denpasar (Antaranews Bali) - Sejumlah kreator seni rupa berpandangan pantai-pantai di Pulau Dewata potensial digunakan menggelar pameran patung inovatif, yang bisa menjadi tambahan daya tarik wisata.

"Di dunia, baru ada tiga kegiatan yang digagas para kreator seni rupa dengan memanfaatkan pantai sebagai medan kekaryaan, yakni ajang Sculpture on the Beach (pameran patung di pantai) di Australia, Denmark dan baru-baru ini dicoba digagas di Pantai Berawa, Kabupaten Badung," kata pematung dan kreator seni rupa Ketut Putrayasa di Denpasar, Selasa.

Menurut Putrayasa, ajang "Sculpture on the Beach" yang baru-baru ini digelar di Pantai Berawa merupakan bukti sekaligus sebagai cikal-bakal keseriusan pihaknya untuk menggelar pada masa- masa mendatang.

"Melalui kegiatan kemarin (Pantai Berawa Festival-red), kegiatan itu sebagai pioner kegiatan kami yang melibatkan para seniman berkelas, yang menggeber karya-karya mereka di pantai," ujar Putrayasa yang juga salah satu inisiator Berawa Festival tersebut.

Dia menambahkan, aktivitas berkesenian menampilkan seni patung dan seni tiga dimensi seperti "Sculpture on the Beach" akan membuka ruang baru bagi ranah seni rupa Bali pada masa mendatang dan hal tersebut sangat potensial digelar di sejumlah pantai di Bali.

"Kegiatan tersebut, murni sebagai wujud pengembangan kekaryaan para perupa di Indonesia khususnya Bali. Selain itu, kami ingin mengangkat kosmologi pantai. Dimana pun pantai di Bali, kalau ini memang intensif dilaksanakan jelas akan berdampak pada destinasi pariwisata," ucap Putrayasa.

Sementara itu, kurator Muda Wayan Seriyoga Parta mengatakan ajang Sculpture on Beach memang sengaja digelar di pantai dengan menampilkan karya patung dan berbagai karya tiga dimensi.

"Pantai di mana pun di Bali bisa dimanfaatkan. Ke depan, kami ingin ajang ini menjadi ajang rutin dan penyelenggaranya bisa dari pemerintah kabupaten maupun swasta. Kami bersama Gurat Institut dan Richstone telah menggodok konsep ini secara matang, sehingga untuk lokasi memang bisa kita pilih," ujar Seriyoga.

Konsep Berawa Festival pada Maret lalu, Richstone dan Ketut Putrayasa salah satu inisiator, termasuk mencetuskan ide cak kolosal sebagai tonggak pemacu kegiatan selanjutnya.

"Gagasan ini tidak berhenti sampai di sini saja, kami bersama Ketut Putrayasa akan tetap berjuang membangun ranah seni rupa di Bali sebagai branding dunia. Apalagi Bali didukung sebagai destinasi terkenal, seperti kasusnya Pita Maha yang berkontribusi membranding pariwisata Bali, sejak 1930-an hingga saat ini Bali menjadi tujuan terbaik dunia," ujar Seriyoga. (ed)

Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018