Gianyar,  (Antaranews Bali) - Kalangan seniman di Gianyar mengapresiasi Bupati Gianyar Agung Bharata yang akan mengakhiri masa jabatannya pada 21 Februari 2018 melalui buku berjudul "Memory Pengabdian Bupati Gianyar AA Gde Agung Bharata", Selama dua periode masa kepemimpinan Agung Bharata sarat dengan prestasi di bidang seni dan budaya.

"Tidak dipungkiri era jabatan Bupati Agung Bharata periode kedua (2013-2018) sarat dengan prestasi di bidang seni dan budaya. Berbagai prestasi dicatat untuk Kabupaten Gianyar sebagai sinergi bumi seni dan kota pusaka, serta Gianyar berpeluang melangkah lanjut sebagai Kabupaten Budaya di Bali (The Truly Soul of Bali)," kata I Wayan Geriya, seorang penulis buku memori tersebut di Gianyar, Senin.

Kemajuan tersebut sangat menginspirasi, memberikan ragam inovasi dan mencatatkan rekor berkelas dunia seperti tuan rumah ICNT ( the International National Trusts Organisation), menjadi anggota jaringan kota pusaka dunia, The OWHC (The Organization of World Heritage Cities) dan menerima warisan budaya dunia dari UNESCO mencakup wayang, keris, subak dan seni tari Bali, kata Wayan Geriya, didampingi penulis lainnya yakni Prof DR I Made Bandem, MA dan Prof DR I Wayan Dibia.

Melihat keseriusan Bupati Agung Bharata dalam mengembangkan seni dan budaya termasuk juga para senimannya, membuat tokoh budayawan sekelas I Wayan Geriya, Prof DR I Made Bandem, MA dan Prof DR I Wayan Dibia tergerak hatinya untuk memberikan penghargaan atau kenang-kenangan pada akhir jabatannya.

"Buku yang kami susun ini bukan hanya sekedar buku yang isinya hanya memuji belaka namun berdasarkan fakta yang terjadi di masyarakat. Perhatian Bupati Agung Bharata tidak hanya foKus pada perkembangan seni saja, namun juga pada para senimannya," kata I Wayan Geriya,

Bahkan lanjut dia, untuk pertama kalinya pada tahun 2017 ini tiga tokoh seni mendapat penghargaan tertinggi atau maestro berupa Parama Satya Budaya dan Parama Citra Kara Budaya.  Di bidang kesejahteraan juga tidak luput dari perhatian Bupati Agung Bharata, dimana pada penghujung tahun 2017 sebanyak 150 orang seniman dan budayawan diberikan kartu BPJS sebagai jaminan hari tua.

Hal yang sama juga dikatakan Prof DR I Made Bandem, MA. Menurut dia, selama lima tahun terakhir ini Bupati Agung Bharata sudah meletakkan landasan yang kuat tentang pembangunan seni budaya ke depannya. Ada tiga landasan kuat, menurut Bandem, yaitu pertama Gianyar sudah menjadi kota pusaka dimana intinya adalah sudah ada upaya inventarisasi, dokumentasi dan pemetaan kebudayaan di Gianyar. Kedua, setelah menjadi kota pusaka Gianyar akan menuju kota kreatif.

Sebagai kota seni, Gianyar sangat berpotensi menghasilkan beragam cipta karya yang luar biasa banyaknya. Sedangkan yang ketiga dan yang paling penting adalah manajemen yang baik. Dengan manajemen yang baik Gianyar akan menuju menjadi kota yang cerdas. "Buku ini juga kami buat dalam bentuk pdf, dan akan kami masukkan di web Gianyar, sehingga masyarakat dapat dengan mudah mengakses lewat internet," kata Prof Bandem.

Sedangkan Prof DR I Wayan Dibia lebih melihat pada pada masa ini Pemerintah Kabupaten Gianyar telah banyak melakukan kerjasama dengan daerah lain yang memiliki jiwa dan nafas yang sama dengan Gianyar tentang seni dan budaya. Banyak terobosan yang telah dilakukan, seperti gong kebyar nyatur desa ataupun melukis di kanvas 1000 meter, disamping juga intens mengembangkan kantong-kantong seni di masing-masing kecamatan.

AA Gde Agung Bharata mengaku sangat bangga dan terharu diberi penghargaan dalam bentuk sebuah buku. Selama ini ia begitu komitmen pada perkembangan seni dan budaya di Gianyar, bukan semata hanya untuk mencari popularitas, namun lebih pada rasa sukanya pada seni.  Segala sesuatu jika tanpa dilandasi rasa suka, ibarat sayur tanpa garam. Bupati Agung Bharata berharap buku tersebut dapat dibaca oleh seluruh masyarakat dan dapat memberikan manfaat bagi perkembangan seni dan budaya di Gianyar. (ed)

Pewarta: Adi Lazuardi

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018