Denpasar (Antaranews Bali) - Festival film internasional bertajuk "Indigenous Film Festival" yang digelar di kawasan Ubud, Bali pada 26-29 Januari akan mengangkat sejumlah kisah komunitas yang terasing dan diasingkan dalam berjuang menghadapi tantangan kebudayaan dan lingkungan.

"Dalam festival film ini akan ditampilkan film dokumenter mengenai perjuangan sejumlah komunitas maupun suku di Indonesia dan 12 negara," kata Direktur Indigenous Film Festival, David Metcalf, di Denpasar, Kamis.

Festival yang akan digelar di Teater Paradiso, Ubud, Gianyar itu akan menampilkan 32 film, yang meliputi 17 film mengangkat komunitas di Indonesia dan sisanya dari 12 negara yakni diantaranya India, Malaysia, Australia, Amerika Serikat, Peru, Panama, Honduras, Brasil, Nikaragua, Kongo, dan Kanada.

"Lewat acara ini, tidak saja untuk menunjukkan bahwa sebenarnya bahwa banyak film buatan anak bangsa yang bagus-bagus, sekaligus untuk mengedukasi komunitas `indigenous` dan memberikan dukungan pada sineas-sineas muda," ujar David.

David mempunyai harapan besar agar kedepannya anak-anak muda bisa membuat film-film yang bagus dan juga turut serta untuk menyelamatkan lingkungan maupun kebudayaan mereka.

"Long Saan" merupakan salah satu film yang akan ditayangkan dalam festival tersebut, misalnya, akan mengisahkan perjuangan dan tantangan Suku Dayak di Kalimantan. Film dokumenter yang disutradarai Erick Est itu juga menandai pembukaan "Indigenous Film Festival".

Selain itu, di hari pertama pembukaan festival juga ditayangkan karya tiga pembuat film pribumi dari Odisha, India. Film ini akan mempresentasikan film dan perjuangan mereka untuk mendapatkan pengakuan dan kelangsungan hidup budaya di daerah Suku Odisha.

"Melalui festival ini, kami ingin mempertemukan para pembuat film dari berbagai daerah dan bisa menceritakan kisah mereka, sekaligus memberikan solusi yang menguntungkan banyak komunitas di seluruh Indonesia," kata David.

Pada hari pertama festival, Jumat (26/1), film akan diputar mulai pukul 17.00 Wita, sedangkan untuk Sabtu (27/1) dan Minggu (28/1), film akan diputar mulai pukul 11.00 hingga 22.00 Wita.

Pada Senin (29/1) akan diisi pula dengan lokakarya untuk para pembuat film mengenai cara membuat film dokumenter yang efektif dan bagus.

"Kami harapkan, para pembuat film dari Bali juga bisa hadir di acara tersebut," ujarnya.  (WDY)

Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018