Chicago (Antaranews Bali) - Kontrak emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange menguat pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), dipicu risiko-risiko penutupan pemerintahan Amerika Serikat.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Februari, naik 5,9 dolar AS atau 0,44 persen, menjadi ditutup pada 1.333,10 dolar AS per ounce.

Berita dari Washington mengatakan bahwa Gedung Putih sedang mempersiapkan kemungkinan penutupan pemerintah, karena peluang rancangan undang-undang pendanaan jangka pendek pemerintah untuk disahkan oleh Senat tampak meredup.

Penutupan pemerintah AS terakhir terjadi pada 2013 dan Presiden Donald Trump masih berusaha untuk bernegosiasi dengan Demokrat dalam upaya untuk menghindarinya pada perayaan pertama sejak ia menjabat.

Risiko penutupan pemerintah semacam itu mendorong emas berjangka lebih tinggi, yang sempat mengalami penurunan tajam pada sesi sebelumnya.

Logam mulia mendapat dukungan tambahan karena Dow Jones Industrial Average AS turun sebesar 54,49 poin atau 0,21 persen pada pukul 18.27 GMT. Analis mencatat bahwa ketika ekuitas mengalami kerugian, logam mulia biasanya naik, karena investor mencari tempat yang aman.

Namun, indeks dolar AS, sebuah ukuran greenback terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya, naik 0,14 persen menjadi 90,61 pada pukul 18.16 GMT, menahan kenaikan emas lebih lanjut.

Sedangkan untuk logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Maret naik 8,2 sen atau 0,48 persen, menjadi menetap di 17,036 dolar AS per ons. Platinum untuk penyerahan April naik 12,9 dolar AS atau 1,28 persen, menjadi ditutup pada 1.020,10 dolar AS per ons. (WDY)

Pewarta: Apep Suhendar

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018