Denpasar (Antaranews Bali) - Ketua Dewan Pengurus Daerah Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Provinsi Bali Nyoman Gede Antaguna mengharapkan generasi muda dan warga masyarakat menjaga persatuan dan toleransi antar-umat beragama.

"Kami mengharapkan generasi muda dan elemen masyarakat harus menjaga persatuan dan toleransi antar-umat beragama di Indonesia," kata Antaguna di sela diskusi "Refleksi Akhir Tahun 2017" yang diselenggarakan KNPI Bali di Denpasar, Jumat malam.

Ia mengharapkan demi tegak dan kokohnya persatuan, maka seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dan negara ini.

"Keberagaman berbagai suku, adat-istiadat dan agama tersebut harus dijaga oleh bangsa Indonesia. Karena dengan kerangka Bhinneka Tunggal Ika, UUD 1945, NKRI dan Pancasila sudah menjadi sebuah konsensus negara," ucapnya.

Begitu juga, kata Antaguna, di Indonesia harus selamanya menjaga toleransi beragama, karena perbedaan kepercayaan dan agama menjadi ciri dari keberadaan bangsa Indonesia. Ini juga menjadi contoh bagi dunia dalam kerukunan beragama.

"Sebagai bangsa Indonesia yang menjunjung tinggi pluralisme, maka perbedaan itu akan menjadi indah untuk selalu dijaga. Bali sejak dahulu menjaga toleransi beragama. Terbukti dengan berdirinya tempat ibadah dari berbagai agama selalu berdampingan," ujarnya.

Ia mengatakan Bali sangat terbuka, baik dalam kepercayaan atau agama, sehingga tempat-tempat ibadah itu menjadi ciri khas juga di Pulau Dewata selalu berdampingan. Bahkan dalam perayaan keagamaan pun saling tolong menolong.

"Jika ada orang mengatakan Bali adalah intoleransi agama, itu perkataan yang sangat keliru. Berpikir sangat sempit. Justru di Bali sendiri yang mayoritas beragama Hindu sangat terbuka untuk membuat tempat ibadah dan melakukan sembahyang bagi umat lain," ucapnya.

Karena itulah, kata dia, jika ada segelintir oknum yang membuat kesalahan atau tidak sengaja menyinggung perasaan dari berbeda agama, mari saling memaafkan dan toleransi.

"Kami mengharapkan semua saling berangkulan dan saling memaafkan jika ada kekeliruan selama ini dalam berbuat. Karena dalam kehidupan bernegara yang paling kita junjung tinggi adalah persatuan," ujarnya.

Dalam diskusi tersebut juga hadir dari lintas agama, antara lain dari agama islam KH Nurul Huda yang merupakan aktivis Nahdatul Ulama (NU) Nasional, dan KH Mustofa yang merupakan Penasehat Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Bali.

Pada kesempatan tersebut Nurul Huda mengatakan toleransi beragama di Bali sangat kuat. Semua agama ada di Pulau Dewata saling hidup berdampingan. Hal ini diharapkan harus terus dipupuk dan dilestarikan.

"Intinya semua agama mengajarkan kebaikan atau kebenaran kepada umatnya. Namun caranya berbeda dalam melakukan ritual keagamaan itu," ucapnya.

Hal yang sama juga dikatakan KH Mustofa, bahwa toleransi umat beragama di Bali sangat tinggi. Oleh karena itu semua warga menjaga rasa persaudaraan dan kerukunan tersebut.

"Kalau di antara kita (umat) yang ada salah, mari sama-sama saling memaafkan kekeliruannya. Keberadaan masyarakat menjadi seperti sekarang karena kita keluarga besar, yaitu Bangsa Indonesia," katanya (WDY)

Pewarta: I Komang Suparta

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017