Denpasar (Antara Bali) - Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta mengingatkan pentingnya ada evaluasi terkait manfaat penyaluran kredit usaha rakyat bagi peningkatan usaha mikro, kecil, dan menengah di daerah itu.

"Selama ini kami bersama lembaga-lembaga keuangan mendorong penyaluran KUR kepada pelaku UMKM. Ini yang belum kita evaluasi, sejauh mana bermanfaat bagi peningkatan usaha mereka demi kelangsungan ekonomi Bali. Apa saja yang sudah terlaksana dan belum, perlu kita evaluasi," kata Sudikerta saat membuka Rapat Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah Bali, di Denpasar, Senin.

Menurut dia, keberadaan UMKM dan KUR saling berkaitan dan sangat penting. Pelaku UMKM yang kebanyakan berada di desa-desa patut mendapat dukungan dari pemerintah dan instansi vertikal lainnya melalui bantuan permodalan dan program lainnya. Dengan demikian, para pelaku UMKM bisa terus meningkatkan usahanya.

"Sebagaimana yang kita harapkan bersama yakni kemajuan perekonomian Bali yang tumbuh dimulai dari desa, karena desa merupakan motor penggerak perekonomian. Maka itu, perlu kita jaga, jika tidak maka bisa membawa dampak buruk yakni semakin bertambahnya kemiskinan yang akan mempengaruhi Bali secara luas juga," ujar Sudikerta.

Selain pelaku UMKM yang dibantu permodalan, kata dia, sektor pertanian di desa juga wajib didukung dengan pembangunan infrastruktur pertanian dan peningkatan sumber daya manusia.

Selain itu, penguatan sektor pertanian di Bali di tengah situasi bencana erupsi Gunung Agung sangat perlu guna menjaga ketahanan dan ketersediaan pangan.

"Ketersediaan pangan saat ini masih aman, tetapi jika musibah Gunung Agung terus berlangsung maka ini harus kita pikirkan bersama," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 8 Bali-Nusra Hizbullah mengatakan penghimpunan dana masyarakat mengalami peningkatan sekitar 10,86 persen, namun kekhawatiran sedikit timbul terhadap pertumbuhan kredit di Bali yang mengalami penurunan sekitar tiga persen. Jika tahun lalu pertumbuhannya mencapai 10 persen, sedangkan saat ini hanya sekitar 7 persen.

Di tengah bencana Gunung Agung saat ini yang sangat berpengaruh terhadap sektor pariwisata, konsumsi kredit di Bali perlu menjadi perhatian bersama dan harus seimbang.

"Kondisi perbankan di Bali secara umum saat ini masih aman. Kami sudah usahakan terkait musibah ini terhadap beberapa surat yang kami terima mengenai permohonan pemberian kelonggaran keringanan ketentuan terutama pembayaran angsuran, akan kami ajukan agar bisa diberi kelonggaran," ucapnya. (*)

Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017