Denpasar (Antara Bali) - PT Jasamarga Bali Tol (JBT) menyebutkan bahwa pergerakan lalu lintas kendaraan di Tol Bali Mandara menurun hingga 25 persen salah satunya karena menurunnya kunjungan wisatawan sebagai imbas erupsi Gunung Agung.
Direktur Utama JBT Akhmad Tito Karim di Denpasar, Selasa, mengatakan penurunan lalu lintas kendaraan masuk tol mulai dirasakan terjadi pada Oktober-November 2017 masing-masing 20 dan 25 persen.
Menurut Tito, pengaruh erupsi Gunung Agung tidak hanya berimbas untuk sektor pariwisata, tetapi juga berdampak ke sektor jasa transportasi.
Tito menjelaskan sesuai dengan rencana bisnis tahunan internal perusahaan, JBT memproyeksikan lalu lintas kendaraan masuk tol per harinya mencapai sekitar 53 ribu untuk semua jenis kendaraan.
Namun periode Oktober 2017, proyeksi tersebut meleset menjadi sekitar 42.500 kendaraan yang memanfaatkan jalan bebas hambatan di atas perairan itu.
Begitu juga November, hanya terealisasi sekitar 38 ribu kendaraan per hari dari proyeksi 53 ribu kendaraan per hari.
Penurunan lalu lintas pengguna jasa di tol tersebut terjadi seiring menurunnya kunjungan wisatawan mancanegara ke Pulau Dewata sejak aktivitas Gunung Agung meningkat pada September 2017 hingga akhirnya erupsi pada 21 November 2017.
"Kunjungan turis pada September mencapai 550 ribu orang dan Oktober 2017 menurun menjadi 440 ribu atau turun sekitar 15 persen," ucapnya.
Selain karena faktor alam, menurunnya lalu lintas di tol tersebut juga disebabkan adanya proyek "underpass" atau jalan terowongan yang sedang dikerjakan di simpang Tugu Ngurah Rai yang berada di sekitar bundaran Bandara Ngurah Rai dan pintu gerbang tol.
Untuk meningkatkan pemanfaatan jasa lalu lintas tol, JBT memasang sejumlah spanduk dan pengumuman terkait pengalihan arus lalu lintas agar masyarakat tidak bingung karena tol masih bisa digunakan sebagai jalur alternatif.
JBT menargetkan tahun 2017 sebanyak 18 juta kendaraan melintasi tol Bali Mandara. Namun hingga saat ini jumlah kendaraan yang melintas masih kurang dari 17 juta kendaraan. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
Direktur Utama JBT Akhmad Tito Karim di Denpasar, Selasa, mengatakan penurunan lalu lintas kendaraan masuk tol mulai dirasakan terjadi pada Oktober-November 2017 masing-masing 20 dan 25 persen.
Menurut Tito, pengaruh erupsi Gunung Agung tidak hanya berimbas untuk sektor pariwisata, tetapi juga berdampak ke sektor jasa transportasi.
Tito menjelaskan sesuai dengan rencana bisnis tahunan internal perusahaan, JBT memproyeksikan lalu lintas kendaraan masuk tol per harinya mencapai sekitar 53 ribu untuk semua jenis kendaraan.
Namun periode Oktober 2017, proyeksi tersebut meleset menjadi sekitar 42.500 kendaraan yang memanfaatkan jalan bebas hambatan di atas perairan itu.
Begitu juga November, hanya terealisasi sekitar 38 ribu kendaraan per hari dari proyeksi 53 ribu kendaraan per hari.
Penurunan lalu lintas pengguna jasa di tol tersebut terjadi seiring menurunnya kunjungan wisatawan mancanegara ke Pulau Dewata sejak aktivitas Gunung Agung meningkat pada September 2017 hingga akhirnya erupsi pada 21 November 2017.
"Kunjungan turis pada September mencapai 550 ribu orang dan Oktober 2017 menurun menjadi 440 ribu atau turun sekitar 15 persen," ucapnya.
Selain karena faktor alam, menurunnya lalu lintas di tol tersebut juga disebabkan adanya proyek "underpass" atau jalan terowongan yang sedang dikerjakan di simpang Tugu Ngurah Rai yang berada di sekitar bundaran Bandara Ngurah Rai dan pintu gerbang tol.
Untuk meningkatkan pemanfaatan jasa lalu lintas tol, JBT memasang sejumlah spanduk dan pengumuman terkait pengalihan arus lalu lintas agar masyarakat tidak bingung karena tol masih bisa digunakan sebagai jalur alternatif.
JBT menargetkan tahun 2017 sebanyak 18 juta kendaraan melintasi tol Bali Mandara. Namun hingga saat ini jumlah kendaraan yang melintas masih kurang dari 17 juta kendaraan. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017