Denpasar (Antara Bali) - Koleksi gaun ataupun kebaya pengantin milik beberapa para perancang lokal di Indonesia diminati dan dikenal di mancanegara sehingga cukup banyak yang dijual atau diekspor ke berbagai negara.

"Selama 45 tahun membangun usaha bridal, hasil rancangan busana pengantin saya sudah diekspor ke berbagai negara di dunia, antara lain Belanda, Francis, Amerika, Hongkong, Jerman, Afrika, dan Rusia," kata Ang Ho Alyang, perancang busana Mary Lyn Bridal Salon di sela- sela acara Internasional Wedding Expo di Denpasar, Jumat.    

Dia memperkirakan, rata-rata gaun pengantin yang diekspor dalam satu bulan sebanyak 300 gaun pengantin ke negara-negara tersebut.

Tren gaun pengantin yang disukai konsumen mancanegara saat ini lebih cenderung warna-warna gaun yang didominasi warna putih dengan desain yang sederhana dan dikombinasikan dengan kristal swarovski tetapi ada juga yang suka bergaya glamour atau mewah. "Konsumen dari Rusia paling suka dengan gaun yang mewah dikombinasikan kristal swarovski," imbuhnya.

Selain gaun pengantin, wanita yang sudah uzur itu juga mengekspor pakaian untuk ke pesta ke luar negeri dan menjual di pasar Tanah Air.

Menurut Ang Ho, meski pasar di Indonesia diserbu gaun-gaun siap pakai dari China namun pasar jenis pakaian tersebut masih sangat baik.

"Pasar gaun masih sangat bagus, apalagi seiring dengan perkembangan tren masyarakat saat ini yang ingin tampil anggun serta menawan saat menikah maupun menghadiri pesta," ujarnya.

Dia menjelaskan, harga gaun hasil rancangannnya cukup bervariasi mulai dari Rp5 juta sama belasan juta rupiah, tetapi ada juga yang murah bahkan tidak dikenakan biaya sedikitpun asalkan benar-benar tidak mampu.

Selain menjual gaun pengantin, tambah dia, hasil rancangannya itu juga disewakan untuk pakaian pernikahan, yang harganya dari Rp1,5 juta.

Ditambahkan, tren gaun pengantin saat ini lebih cenderung warna-warna gaun yang didominasi warna putih  dengan desain yang sederhana dan dikombinasikan dengan kristal swarovski  membuat hasil rancangan sederhana namun terlihat ekslusif. "Konsumen mancanagera seperti Rusia suka dengan gaun yang dikombinasikan krista swarovski," imbuhnya.

Sementara tidak hanya gaun pernikahan modern bergaya barat, gaun pernikahan tradisonal juga tidak kalah peminatnya, bahkan sudah merambah pasar konsumen mancanegara.

I Gusti Ayu Shinta Chrisnawati, desainer serta pemilik Shinta Chrisna spesialis kebaya mengatakan, produk kebaya hasil rancangannya sudah ke Brunei Darussalam, Afrika, California, dan Singapura dan sebagainya, dimana konsumen dari negara-negara tersebut langsung datang ke butik miliknya di bilangan Jalan WR Supratman 279 Tohpati Denpasar.

"Permintaan dari konsumen Brunei Darussalam yang paling banyak dari negara lainnya, terakhir mencapai 10 kebaya," ujarnya.

Mengenai rancangan kebaya yang dibuatnya lebih ke bentuk simple artistik yang bukan sekedar sederhana namun terlihat mewah, dengan bahan yang digunakan berupa French Lace atau brokat Prancis, dengan penggunaan warna yang lebih ke unsur emas dan payet. "Mengenai harga kebaya, saya tawarkan bervariasi mulai dari harga Rp3 juta sampai Rp15 juta," tambahnya.(*)

Pewarta:

Editor : Masuki


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011