Jakarta (Antara Bali) - Sebanyak 10 sampai 25 persen kasus diabetes tidak terdeteksi saat kehamilan pada perempuan yang bisa mengakibatkan berbagai masalah kandungan dan kelahiran atau bahkan kematian ibu dan bayi, kata ahli Endokrin dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dr Farid Kurniawan SpPD.
"10 sampai 25 persen diabetes tidak terdeteksi saat kehamilan. Bayangkan 25 persen diabetes tidak terdeteksi. Diabetes saat kehamilan dan diabetes gestasional komplikasinya banyak, selain itu juga meningkatkan angka kesakitan dan kematian pada ibu dan bayi," kata Farid di Jakarta, Selasa.
Selain diabetes tipe 1 dan tipe 2, lanjut dia, diabetes gestasional juga memengaruhi perempuan pada masa kehamilan. Berdasarkan riset International Diabetes Federation sebanyak 90 persen kasus diabetes pada wanita hamil merupakan kasus diabetes gestasional.
Diabetes tipe ini sangat berbahaya karena menjadi penyebab utama kematian ibu dan bayi, serta menimbulkan komplikasi serius pada proses persalinan.
Diabetes gestasional merupakan penyakit diabetes yang bersifat sementara dan hanya terjadi pada masa kehamilan. Ketika pascapersalinan, kadar gula darah wanita tersebut akan kembali normal.
Namun diabetes saat kehamilan atau diabetes gestasional bisa berbahaya karena menyebabkan beberapa komplikasi seperti preeklamsia pada ibu, komplikasi proses persalinan, dan berisiko mengidap diabetes tipe 2 di kemudian hari.
"Ibu hamil dengan diabetes bisa preeklamsia sampai kejang-kejang," kata Farid.
Sedangkan pengaruh pada bayinya ialah bayi terlahir lebih dari 4 kilogram, terlahir prematur, pertumbuhan janin terhambat, hiperbilirubinemia atau bayi kuning setelah lahir, dan terparah ialah kematian dalam kandungan.
Namun demikian diabetes gestasional tidak menimbulkan gejala sehingga satu-satunya cara untuk mengetahuinya hanya dengan periksa gula darah di laboratorium dan juga Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO).
Oleh karena itu ibu hamil sangat disarankan untuk memeriksakan diri ke dokter kandungan, tidak hanya ke bidan, untuk kemudian diperiksa berbagai kondisi tubuh melalui tes laboratorium. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
"10 sampai 25 persen diabetes tidak terdeteksi saat kehamilan. Bayangkan 25 persen diabetes tidak terdeteksi. Diabetes saat kehamilan dan diabetes gestasional komplikasinya banyak, selain itu juga meningkatkan angka kesakitan dan kematian pada ibu dan bayi," kata Farid di Jakarta, Selasa.
Selain diabetes tipe 1 dan tipe 2, lanjut dia, diabetes gestasional juga memengaruhi perempuan pada masa kehamilan. Berdasarkan riset International Diabetes Federation sebanyak 90 persen kasus diabetes pada wanita hamil merupakan kasus diabetes gestasional.
Diabetes tipe ini sangat berbahaya karena menjadi penyebab utama kematian ibu dan bayi, serta menimbulkan komplikasi serius pada proses persalinan.
Diabetes gestasional merupakan penyakit diabetes yang bersifat sementara dan hanya terjadi pada masa kehamilan. Ketika pascapersalinan, kadar gula darah wanita tersebut akan kembali normal.
Namun diabetes saat kehamilan atau diabetes gestasional bisa berbahaya karena menyebabkan beberapa komplikasi seperti preeklamsia pada ibu, komplikasi proses persalinan, dan berisiko mengidap diabetes tipe 2 di kemudian hari.
"Ibu hamil dengan diabetes bisa preeklamsia sampai kejang-kejang," kata Farid.
Sedangkan pengaruh pada bayinya ialah bayi terlahir lebih dari 4 kilogram, terlahir prematur, pertumbuhan janin terhambat, hiperbilirubinemia atau bayi kuning setelah lahir, dan terparah ialah kematian dalam kandungan.
Namun demikian diabetes gestasional tidak menimbulkan gejala sehingga satu-satunya cara untuk mengetahuinya hanya dengan periksa gula darah di laboratorium dan juga Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO).
Oleh karena itu ibu hamil sangat disarankan untuk memeriksakan diri ke dokter kandungan, tidak hanya ke bidan, untuk kemudian diperiksa berbagai kondisi tubuh melalui tes laboratorium. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017