Denpasar (Antara Bali) - Dinas Kesehatan Denpasar, Bali, menyebutkan kasus demam berdarah dengue (DBD) hingga bulan September 2017 mengalami penurunan dibandingkan pada bulan yang sama tahun 2016.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Denpasar dr. Luh Putu Sri Armini di Denpasar, Senin, mengatakan pada bulan September 2017 terjadi 885 kasus, sedangkan pada bulan yang sama tahun 2016 terjadi 2.130 kasus. Penurunan ini terjadi karena adanya berbagai langkah antisipasi yang telah dilakukan mulai dari pemberantasan sarang nyamun (PSN), penebaran bubuk larvasida sampai pada pembentukan jumantik mandiri.

Sri Armini mengatakan meski terjadi penurunan kasus DBD, pemerintah kota tetap melaksanakan penyemprotan massal ( fogging massal). Karena bulan Nopember dan Desember merupakan bulan musim penghujan, sehingga akan menyebabkan banyaknya genangan air seperti pada kontainer, selokan, tempat-tempat plastik ataupun kaleng bekas, kulit buah-buahan, lobang batu dan lainnya.

"Hal itu tentunya menjadi tempat yang sangat potensial bagi nyamuk Aedes Aegypti untuk bersarang dan berkembang biak yang berakibat pada meningkatnya penularan penyakit DBD sehingga sering kali menimbulkan kejadian luar biasa (KLB)," ucapnya.

Untuk mewaspadai dan mengantisipasi serangan penyakit DBD, masyarakat perlu menjaga kebersihan lingkungan di dalam maupun di luar rumah. Salah satu bentuk kegiatan yang paling efektif dan efisien untuk tujuan tersebut adalah PSN.

"Kami selalu menyosialisasikan kepada masyarakat untuk terus menjaga kebersihan terutama melaksanakan PSN Plus," ujar Sri Armini didampingi Kepala Bidang Bina Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Diskes Denpasar Ida Bagus Gede Eka Putra.

Untuk memutus mata rantai penularan dan memaksimalkan upaya pencegahan dan pengendalian penyakit DBD, menurut Sri Armini kasusnya diprediksi akan meningkat tajam seiring dengan turunnya musim penghujan yang puncak kasusnya diprediksi terjadi pada bulan April-Mei 2018.

Dinas Kesehatan bersama masyarakat melaksanakan Gerakan PSN sebelum musim penularan dengan cara 3 M Plus dan larvasidasi massal pada tempat air yang sulit dibersihkan sejak awal bulan September.

"Untuk melakukan kegitan tersebut melibatkan 474 Jumantik dan koordinator jumantik serta 44.242 Jumantik Mandiri (Self Jumantik) yang telah terbentuk melalui program `Gema Petik` (Gerakan mandiri Pemantau jentik) dan anggota masyarakat lainnya," katanya. (WDY)

Pewarta: Pewarta: I Komang Suparta

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017