Negara (Antara Bali) - Bencana tanah longsor di Kabupaten Jembrana bertambah luas, bergantian menimpa beberapa desa.
Setelah sebelumnya tanah longsor terjadi di Desa Manistutu, Kecamatan Melaya dan Desa Pergung, Kecamatan Mendoyo, giliran Desa Penyaringan tertimpa bencana serupa, Kamis.
Bahkan di desa ini, tepatnya di Dusun Pangkung Kuwo, tercatat ada 10 titik tanah longsor yang menyebabkan putusnya akses jalan, serta merusak rumah warga.
"Satu rumah warga rusak akibat tertimpa tanah longsor, namun tidak ada korban jiwa," kata Kepala Dusun Pangkung Kuwo I Wayan Kardiana.
Ia mengatakan, bencana ini terjadi disebabkan curah hujan yang tinggi beberapa hari belakangan, sementara di wilayah tersebut banyak terdapat bukit.
Material longsor yang memenuhi jalan, menurutnya, membuat 30 keluarga terisolir dan harus memutar sekitar tujuh kilometer saat membeli kebutuhan pokok.
Pantauan di lokasi, untuk membuka akses jalan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jembrana bersama aparat desa dan masyarakat sekitar membersihkan material longsor, termasuk dengan menggunakan alat berat.
"Jalan ini satu-satunya yang bisa dilalui warga saat membeli kebutuhan pokok. Karena tidak bisa dilewati, terpaksa harus memutar sekitar tujuh kilometer," kata Putu Widya Wirawan, salah seorang warga.
Sementara I Nyoman Witarma, warga lainnya mengatakan, akibat tertimpa material longsor, bangunan dapur dan kamar mandi miliknya rusak berat.(GBI)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
Setelah sebelumnya tanah longsor terjadi di Desa Manistutu, Kecamatan Melaya dan Desa Pergung, Kecamatan Mendoyo, giliran Desa Penyaringan tertimpa bencana serupa, Kamis.
Bahkan di desa ini, tepatnya di Dusun Pangkung Kuwo, tercatat ada 10 titik tanah longsor yang menyebabkan putusnya akses jalan, serta merusak rumah warga.
"Satu rumah warga rusak akibat tertimpa tanah longsor, namun tidak ada korban jiwa," kata Kepala Dusun Pangkung Kuwo I Wayan Kardiana.
Ia mengatakan, bencana ini terjadi disebabkan curah hujan yang tinggi beberapa hari belakangan, sementara di wilayah tersebut banyak terdapat bukit.
Material longsor yang memenuhi jalan, menurutnya, membuat 30 keluarga terisolir dan harus memutar sekitar tujuh kilometer saat membeli kebutuhan pokok.
Pantauan di lokasi, untuk membuka akses jalan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jembrana bersama aparat desa dan masyarakat sekitar membersihkan material longsor, termasuk dengan menggunakan alat berat.
"Jalan ini satu-satunya yang bisa dilalui warga saat membeli kebutuhan pokok. Karena tidak bisa dilewati, terpaksa harus memutar sekitar tujuh kilometer," kata Putu Widya Wirawan, salah seorang warga.
Sementara I Nyoman Witarma, warga lainnya mengatakan, akibat tertimpa material longsor, bangunan dapur dan kamar mandi miliknya rusak berat.(GBI)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017