Amlapura (Antara Bali) - Bupati Karangasem, Bali I Gusti Ayu Mas Sumatri meninjau warganya yang mengungsi akibat meningkatnya aktivitas Gunung Agung yang berstatus Awas di Pos Pengungsi Balai Masyarakat Padangbai.
Warga masyarakat yang mengungsi itu berasal dari Desa Jungutan, Kecamatan Bebandem, Karangasem itu sebanyak 519 jiwa yang telah berada di tempat penampungan sementara hampir selama tiga minggu sejak 22 September lalu, demikian siaran Pers Humas Pemkab Karangasem yang diterima Antara di denpasar, Senin.
Bupati Mas Sumantri dalam peninjauan itu didampingi Kepala Dinas Pertanian setempat I Wayan Supandi serta kepala organisasi perangkat daerah (OPD) terkait untuk melihat dari dekat kondisi masyarakat setempat.
Para pengungsi tersebut sebanyak 519 jiwa itu terdiri atas laki-laki 170 orang, perempuan 174 orang, balita 25, anak-anak 49, remaja 24, dewasa 214 dan lansia 32 orang.
Bupati Mas Sumantri bergitu bertemu dengan warganya di tempat pengungsian tampak menyapa dan menyalami satu persatu secara akrab serta berbaur dan bernyanyi dengan anak-anak.
Ia menyampaikan puji syukur kehadapan Ida Hyang Widhi wasa, Tuhan Yang Maha Esa karena seluruh warga pengungsi di Posko Padangbai dalam keadaan selamat dan kondusif.
Selain itu memberikan apresiasi kepada semua pihak yang telah membantu masyarakatnya di tempat pengungsian yang tersebar di 471 titik di delapan kabupaten dan satu kota di Bali.
"Saya mohon maaf belum bisa Menjenguk seluruh pengungsi di tempat penampungan sementara yang tersebar di di berbagai tempat di Bali," ujar Bupati Sumantri.
Ia mengatakan, masyarakat di lereng Gunung Agung yang mengungsi ke berbagai tempat hingga kini sebanyak 138.000 jiwa.
Pemerintah dalam menghadapi pengungsi tersebut menyangkut kelangsungan logistik, penyaluran logistik dan pelayanan kesehatan.
Meskipun demikian semua permasalahan itu selama ini dapat diatasi dengan baik. Masyarakat pengungsi selalu mengkhawatirkan terhadap kondisi 28 desa dari 78 desa yang ada di Kabupaten Karangasem dalam kondisi kawasan rawan bencana (KRB) I, II dan III.
Demikian pula otomatis masyarakat tidak memiliki penghasilan, pada sisi lain mereka ada yang menanggung beban hutang berupa cicilan bank serta membayar rekening listrik dan air.
"Terkait akan semua pemasalahan itu yang mampu menjawab adalah bapak Gubernur Bali dengan dikeluarkannya Kartu Identitas Pengungsi (KIP)," ujar Bupati Sumantri.
Ia juga menghawatirkan, terkait kebutuhan pokok pengungsi jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang yang kini sedang dibahas bersama Pemprov Bali maupun Pemerintah Pusat.
Demikian pula terkait pendidikan siswa Pengungsi, baru terdata SD 13.000 orang, SMP 7.000 orang yang telah diupayakan untuk mendapatkan pembelajaran. Hal itu sesuai dengan aturan dan harapan bersama bahwa siswa pengungsi dipastikan tetap mendapatkan pembelajaran.
Pihaknya tetap melakukan koordinasi dengan Pemprov Bali untuk mengatur proses belajar mengajar bagi para pengungsi, yang nantinya ada yang sekolah pagi, siang dan bila perlu sore hari.
"Saya selaku Bupati Karangasem mengimbau seluruh masyarakat Karangasem untuk mengikuti dan mengindahkan imbauan Badan Vulkanologi, khusus bagi daerah terkena dampak atau yang rawan bencana wajib untuk waspada, menjauhi tempat dan mengungsi dulu," ujar Bupati Sumantri. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
Warga masyarakat yang mengungsi itu berasal dari Desa Jungutan, Kecamatan Bebandem, Karangasem itu sebanyak 519 jiwa yang telah berada di tempat penampungan sementara hampir selama tiga minggu sejak 22 September lalu, demikian siaran Pers Humas Pemkab Karangasem yang diterima Antara di denpasar, Senin.
Bupati Mas Sumantri dalam peninjauan itu didampingi Kepala Dinas Pertanian setempat I Wayan Supandi serta kepala organisasi perangkat daerah (OPD) terkait untuk melihat dari dekat kondisi masyarakat setempat.
Para pengungsi tersebut sebanyak 519 jiwa itu terdiri atas laki-laki 170 orang, perempuan 174 orang, balita 25, anak-anak 49, remaja 24, dewasa 214 dan lansia 32 orang.
Bupati Mas Sumantri bergitu bertemu dengan warganya di tempat pengungsian tampak menyapa dan menyalami satu persatu secara akrab serta berbaur dan bernyanyi dengan anak-anak.
Ia menyampaikan puji syukur kehadapan Ida Hyang Widhi wasa, Tuhan Yang Maha Esa karena seluruh warga pengungsi di Posko Padangbai dalam keadaan selamat dan kondusif.
Selain itu memberikan apresiasi kepada semua pihak yang telah membantu masyarakatnya di tempat pengungsian yang tersebar di 471 titik di delapan kabupaten dan satu kota di Bali.
"Saya mohon maaf belum bisa Menjenguk seluruh pengungsi di tempat penampungan sementara yang tersebar di di berbagai tempat di Bali," ujar Bupati Sumantri.
Ia mengatakan, masyarakat di lereng Gunung Agung yang mengungsi ke berbagai tempat hingga kini sebanyak 138.000 jiwa.
Pemerintah dalam menghadapi pengungsi tersebut menyangkut kelangsungan logistik, penyaluran logistik dan pelayanan kesehatan.
Meskipun demikian semua permasalahan itu selama ini dapat diatasi dengan baik. Masyarakat pengungsi selalu mengkhawatirkan terhadap kondisi 28 desa dari 78 desa yang ada di Kabupaten Karangasem dalam kondisi kawasan rawan bencana (KRB) I, II dan III.
Demikian pula otomatis masyarakat tidak memiliki penghasilan, pada sisi lain mereka ada yang menanggung beban hutang berupa cicilan bank serta membayar rekening listrik dan air.
"Terkait akan semua pemasalahan itu yang mampu menjawab adalah bapak Gubernur Bali dengan dikeluarkannya Kartu Identitas Pengungsi (KIP)," ujar Bupati Sumantri.
Ia juga menghawatirkan, terkait kebutuhan pokok pengungsi jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang yang kini sedang dibahas bersama Pemprov Bali maupun Pemerintah Pusat.
Demikian pula terkait pendidikan siswa Pengungsi, baru terdata SD 13.000 orang, SMP 7.000 orang yang telah diupayakan untuk mendapatkan pembelajaran. Hal itu sesuai dengan aturan dan harapan bersama bahwa siswa pengungsi dipastikan tetap mendapatkan pembelajaran.
Pihaknya tetap melakukan koordinasi dengan Pemprov Bali untuk mengatur proses belajar mengajar bagi para pengungsi, yang nantinya ada yang sekolah pagi, siang dan bila perlu sore hari.
"Saya selaku Bupati Karangasem mengimbau seluruh masyarakat Karangasem untuk mengikuti dan mengindahkan imbauan Badan Vulkanologi, khusus bagi daerah terkena dampak atau yang rawan bencana wajib untuk waspada, menjauhi tempat dan mengungsi dulu," ujar Bupati Sumantri. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017