Denpasar (Antara Bali) - Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Denpasar, Bali menyebutkan kunjungan wisatawan menurun sejak Gunung Agung ditetapkan status awas mulai 22 September lalu.

"Sejak Gunung Agung ditetapkan level IV (Awas) banyak isu yang menyebar di media sosial berdampak juga pada penurunan kunjungan wisatawan ke Bali," kata Ketua Badan Pengurus Cabang PHRI Kota Denpasar Ida Bagus Gede Sidharta Putra saat bertatap muka dengan Wali Kota Denpasar I.B Rai Dharmawijaya Mantra di ruang (Control Room) Damamaya Denpasar Cyber Monitor, di Lumintang Denpasar, Jumat.

Menurut dia, usaha pertama yang dilakukan adalah meminta kepada Wali Kota Denpasar membuat pernyataan di berbagai media sosial tentang kawasan Kota Denpasar yang aman. Karena Kota Denpasar tetap aman bagi pengunjung wisatawan, karena lokasinya jauh dari gunung tertinggi di Bali.

Ia mengharapkan wisatawan yang berkunjung tidak merasa khawatir dengan kondisi Gunung Agung saat ini, karena jika terjadi erupsi hanya 28 desa di Kabupaten Karangsem yang berada mengelilingi Gunung Agung dianggap dalam bahaya.

Pemerintah juga telah mengidentifikasi radius 12 kilometer dari puncak Gunung Agung sebagai daerah yang perlu diwaspadai oleh wisatawan, serta keberadaraan bandara yang relatif jauh dari Gunung Agung yakni berjarak 60 km ke arah selatan menyebabkan kondisi di Kota Denpasar masih dianggap aman untuk kunjungan wisatawan.

Ia mengatakan seandainya terjadi erupsi PHRI juga telah menyiapkan mekanisme penyelamatan dengan menyediakan 700 titik sebagai tempat pengamanan keselamatan para wisatawan.

``Jika terjadi erupsi wisatawan yang berada di objek wisata bisa menyelamatkan diri di titik yang telah disediakan, setelah itu akan dijemput bus dan langsung diantar ke bandara atau dermaga yang telah disediakan,`` ujarnya.

Sidharta Putra mengingat pihaknya telah menyiapkan pengalihan bandara dan dermaga, serta menyediakan bus untuk mengantar hingga sampai tujuan.

Sementara itu, Wali Kota Denpasar Rai Dharmawijaya Mantra mengapresiasi perencanaan tanggap bencana yang dibuat PHRI.

Untuk memaksimalkan langkah tersebut, Rai Mantra minta agar PHRI membuat simulasi kepada warga masyarakat dan wisatawan.

``Simulasi perlu dilakukan, sehingga ketika bencana benar terjadi pola perencanaan tanggap bencana ini bisa diterapkan dengan baik,`` katanya.

Tidak hanya itu, Rai Mantra minta agar titik kumpul yang disediakan untuk turis harus dipastikan dan disosialisasikan. Bahkan titik itu harus dimasukkan dalam tanggap bencana yang ada di program Pro Denpasar.

Jika ada berbagai permasalahan wisatawan bisa langsung menghubungi call center 112 yang siaga melayani setiap pengaduan masyarakat.

"Masyarakat atau wisatawan yang berada di Kota Denpasar bisa menghubungi 112 jika mengalami masalah,`` katanya. (WDY)

Pewarta: Pewarta: I Komang Suparta

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017