Washington (Antara Bali) - Para ilmuwan telah menjawab salah satu
pertanyaan alam yang paling menyengat: apa yang memberi buah paling bau
di dunia aroma khas.
Para ilmuwan di Singapura pada Senin memetakan genom durian, yang di seluruh Asia Tenggara dikenal sebagai "raja buah" karena keunikan bau, rasa dan kulitnya yang berduri.
Mereka mengidentifikasi gen-gen yang bertanggung jawab pada senyawa bau yang disebut senyawa sulfur volatil dan mendapati gen-gen ini menjadi sangat aktif pada buah-buah durian yang sudah matang, menimbulkan bau yang tidak biasa.
"Bau durian telah digambarkan sebagai campuran aroma bersulfur serupa bawang dengan tanda manis buah dan bumbu gurih sup. Komponen kunci bau durian adalah senyawa sulfur volatil, atau VSC, yang dicirikan dengan pembusukan, semacam bawang, telur busuk, sulfur dan bawang merah goreng," kata ahli genetika Bin Tean Teh, wakil direktur National Cancer Center Singapore, pemimpin studi yang disiarkan di jurnal Nature Genetics.
Tidak seperti spesies tumbuhan lain yang biasanya memiliki satu atau dua kopi gen-gen tersebut, spesies ini punya empat kopi, menunjukkan bahwa produksi VSC sangat tinggi pada buah durian.
Para peneliti mengatakan bau ini mungkin penting bagi durian di alam untuk membantu menarik binatang memakannya dan menyebarkan bijinya.
Para ilmuwan merunut genom durian jenis Musang King, dan mendapati buah itu memiliki sekitar 46.000 gen, hampir dua kali lipat jumlahnya dibanding genom manusia.
Mereka bisa melacak evolusi buah itu hingga 65 juta tahun lalu, menemukan hubungan kunonya dengan buah kakao, yang bijinya menghasilkan coklat.
"Kebanyakan kita di Singapura tumbuh dengan dunia, dan kami sangat familiar dengannya," kata ahli genetika Patrick Tan, profesor di Duke-NUS Medical School di Singapura.
"Namun demikian, bahkan dalam keluarga yang sama, ada individu yang menyukai rasanya sementara yang lain hanya belajar menolenransinya, khususnya selama musim durian," katanya sebagaimana dikutip kantor berita Reuters. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
Para ilmuwan di Singapura pada Senin memetakan genom durian, yang di seluruh Asia Tenggara dikenal sebagai "raja buah" karena keunikan bau, rasa dan kulitnya yang berduri.
Mereka mengidentifikasi gen-gen yang bertanggung jawab pada senyawa bau yang disebut senyawa sulfur volatil dan mendapati gen-gen ini menjadi sangat aktif pada buah-buah durian yang sudah matang, menimbulkan bau yang tidak biasa.
"Bau durian telah digambarkan sebagai campuran aroma bersulfur serupa bawang dengan tanda manis buah dan bumbu gurih sup. Komponen kunci bau durian adalah senyawa sulfur volatil, atau VSC, yang dicirikan dengan pembusukan, semacam bawang, telur busuk, sulfur dan bawang merah goreng," kata ahli genetika Bin Tean Teh, wakil direktur National Cancer Center Singapore, pemimpin studi yang disiarkan di jurnal Nature Genetics.
Tidak seperti spesies tumbuhan lain yang biasanya memiliki satu atau dua kopi gen-gen tersebut, spesies ini punya empat kopi, menunjukkan bahwa produksi VSC sangat tinggi pada buah durian.
Para peneliti mengatakan bau ini mungkin penting bagi durian di alam untuk membantu menarik binatang memakannya dan menyebarkan bijinya.
Para ilmuwan merunut genom durian jenis Musang King, dan mendapati buah itu memiliki sekitar 46.000 gen, hampir dua kali lipat jumlahnya dibanding genom manusia.
Mereka bisa melacak evolusi buah itu hingga 65 juta tahun lalu, menemukan hubungan kunonya dengan buah kakao, yang bijinya menghasilkan coklat.
"Kebanyakan kita di Singapura tumbuh dengan dunia, dan kami sangat familiar dengannya," kata ahli genetika Patrick Tan, profesor di Duke-NUS Medical School di Singapura.
"Namun demikian, bahkan dalam keluarga yang sama, ada individu yang menyukai rasanya sementara yang lain hanya belajar menolenransinya, khususnya selama musim durian," katanya sebagaimana dikutip kantor berita Reuters. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017