Negara (Antara Bali) - Ni Nengah Suartini (21), warga Desa Bebandem, Kabupaten Karangasem yang mengungsi ke Kabupaten Jembrana karena aktivitas vulkanik Gunung Agung mengalami keguguran.

"Ada beberapa faktor penyebab dirinya keguguran. Seperti stres karena harus mengungsi, hingga jarak tempuh yang jauh dari Karangasem kesini," kata Direktur RSU Negara dr Made Dwipayana, Selasa.

Ia mengatakan, saat bencana alam, ibu hamil termasuk pengungsi yang rawan dengan sakit bahkan keguguran.

Menurutnya, usia kandungan Suartini yang mengungsi ke Dusun Pasut, Desa Pengeragoan, Kecamatan Pekutatan ini memasuki 13 minggu saat keguguran.

"Saat dibawa kesini kondisinya sudah tidak bagus. Bisa juga karena kaget harus mengungsi, serta kecapekan," katanya.

Setelah mendapatkan perawatan serta observasi, pengungsi ini diperbolehkan pulang oleh pihak rumah sakit.

Sebelumnya, saat mengunjungi pengungsi Gunung Agung, Bupati Jembrana I Putu Artha memerintahkan seluruh petugas medis mulai dari Puskesmas, Puskesmas Pembantu hingga RSU Negara untuk membantu pengungsi.

"Khususnya ibu hamil dan anak-anak, petugas Puskesmas terdekat harus rutin melakukan pengecekan. Kepada saudara-saudara kami dari Kabupaten Karangasem yang harus meninggalkan kampung halaman karena Gunung Agung, jangan ragu-ragu untuk datang ke Puskesmas terdekat," katanya.(GBI)

Pewarta: Pewarta: Gembong Ismadi

Editor : Gembong Ismadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017