Denpasar (Antara Bali) - Pelaku pariwisata Bali meminta kepada pemerintah untuk memberikan informasi secara resmi terkait dengan status level IV (Awas) Gunung Agung, guna mengindari "hoax" atau berita bohong.

"Bali harus memiliki informasi yang bagus terkait bencana Gunung Agung. Informasi `hoax` dan boombastis seputar bencana Gunung Agung di Kabupaten Karangasem menimbulkan ketakutan kepada masyarakat dan wisatawan," kata Direktur Operasional PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Indonesia Tourism Development Corporation/ITDC) Nusa Dua, Anak Agung Ngurah Wirawan, di konfirmasi dari Denpasar, Selasa.

Ia mengatakan jika persoalan informasi bencana Gunung Agung terlalu boombastis bisa saja banyak wisatawan batal ke Bali. Dengan kondisi seperti itu maka tidak menutup kemungkinan sektor ekonomi Pulau Dewata secara keseluruhan bisa terganggu.

Agung Wirawan mengatakan saat ini kejelasan informasi dan sebuah gerakan diperlukan untuk memberikan pemahaman kepada wisatawan, bahwa melakukan kegiatan atau aktivitas wisata di Pulau Bali masih cukup aman.

"Oleh karena itu dengan melakukan aktivitas wisata, salah satunya kegiatan `BCA Bali Run 2017` yang diselenggarakan Minggu (1/10) merupakan bagian dari wisata olahraga (sport tourism)," ucap mantan Ketua Umum DPN Peradah-Indonesia itu.

Ia mengatakan hal tersebut bahwa pelaku industri pariwisata di kawasan Nusa Dua menunjukkan kepada dunia meskipun adanya peningkatan aktivitas Gunung Agung dalam level IV, namun kegiatan wisata di kawasan tersebut masih berjalan normal.

Agung Wirawan lebih lanjut mengatakan jika ada beberapa pertanyaan terkait penerbangan sejak muncul isu peningkatan aktivitas Gunung Agung, pihaknya mengatakan wisatawan pun memahami apabila nantinya terjadi erupsi yang menyebabkan transportasi udara di Bandara Ngurah Rai Bali tidak beroperasi sementara waktu, masih bisa menggunakan transportasi darat maupun laut.

"Tapi mereka juga sudah tahu kalau tidak bisa terbang dari ke Bali bisa menggunakan Pelabuhan Gilimanuk. Banyak yang telah mempersiapkan hal itu jika dari ke Bali tidak bisa lewat udara, bisa melalui jalan darat. Kalau yang domestik masih percaya. Tapi kalau yang asing nampaknya terpengaruh karena isu tersebut," ujarnya.

Menyinggung terkait pembatalan wisatawan, Agung Wirawan mengaku belum menerima laporan tersebut dari hotel-hotel di kawasan ITDC.

Ia mengatakan saat ini okupansi (tingkat hunian) di ITDC masih cukup baik, selama periode semester pertama 2017 rata-rata okupansi diatas 78 persen. Namun pihaknya belum memastikan berapa okupansi di kawasan ITDC pasca-merebaknya isu peningkatan aktivitas Gunung Agung.

"Saya harap pemerintah bisa mengambil inisiatif yang lebih tegas bahwa tidak ada masalah dengan Pulau Bali, bahwa kita waspada terhadap potensi erupsi Gunung Agung itu benar tetapi jangan sampai kemudian menakut-nakuti wisatawan. Sehingga menyebabkan jumlah kunjungan berkurang dan tentunya pertumbuhan ekonominya Bali menurun," katanya. (WDY)

Pewarta: Pewarta: I Komang Suparta

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017