Negara (Antara Bali) - Kelompok Kerja Madrasah Ibtidaiyah (KKMI) Provinsi Bali, siap menampung anak pengungsi yang terganggu pendidikannya akibat aktivitas Gunung Agung.

"Lewat aplikasi di smartphone, kami sudah saling berkoordinasi terkait proses belajar di sekolah bagi anak-anak yang terdampak aktivitas vulkanik Gunung Agung. Intinya, Madrasah Ibtidaiyah di Bali, siap menampung anak pengungsi sebagai murid sementara, agar pendidikannya tidak tergganggu," kata Ketua KKMI Provinsi Bali Rahmat, di Negara, Senin.

Pria yang juga Kepala Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Loloan Timur, Kabupaten Jembrana ini mengatakan, pihaknya tidak khawatir kekurangan ruang kelas karena masuknya anak-anak pengungsi, karena semua bisa dikondisikan, apalagi dalam situasi darurat.

Menurutnya, khusus di Kabupaten Jembrana ada 19 madrasah ibtidaiyah negeri maupun swasta, yang tersebar hampir di setiap kecamatan.

Kesiapan untuk menampung anak-anak pengungsi juga disampaikan Ketua Yayasan Darussalam Pengambengan Ali Rahman, yang mengatakan, lembaganya memiliki jenjang pendidikan RA (setingkat TK), MI (setingkat SD) dan MTs (setingkat SMP).

"Silahkan bagi anak-anak pengungsi untuk bersekolah di tempat kami. Bahkan kami juga memiliki asrama pondok pesantren, yang bisa digunakan jika ingin sekalian tinggal," katanya.

Kepala MI Darussalam Hidayati mengatakan, terkait ruang kelas, masih mencukupi untuk menampung belasan murid lagi, termasuk jika kurang mushola pondok pesantren bisa dimanfaatkan.

Sementara Kepala MTs Darussalam Maria Ulfa mengatakan, pihaknya menerima surat edaran dari Kantor Kementerian Agama Karangasem yang murid MTs asal kabupaten tersebut agar bisa mengikuti kegiatan belajar mengajar di wilayah pengungsian terdekat.

"Dalam surat edaran itu dikatakan, hampir seluruh murid MTs yang berjumlah 435 orang mengungsi akibat aktivitas vulkanik Gunung Agung. Meskipun baru berdiri, sekolah kami siap menampung mereka," katanya.(GBI)

Pewarta: Pewarta: Gembong Ismadi

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017