Denpasar (Antara Bali) - Rumah tangga yang harmonis menjadi idaman setiap pasangan. Tetapi gangguan kejantanan atau lemah syahwat dan istri yang kurang bergairah kerap mengganggu kehangatan dalam berumah tangga. Memang banyak cara menghilangkan gangguan itu, namun karena biayanya yang mahal dan harus berobat dalam waktu lama, bisa membuat putus asa.

"Pengakuan itu dikeluhkan banyak pasien," kata Drs H Ahmad Baraas, MSi, terapis yang tinggal di Denpasar, Bali.

Padahal, jelas Baraas, menyembuhkan gangguan kejantanan dan lemahnya vitalitas tidak selalu memerlukan biaya mahal serta waktu yang lama. Kalau metode terapi yang digunakan pas dan cara penanganannya tepat, gangguannya bisa cepat disembuhkan.

Dari pengalamannya membantu pasien yang mengeluh karena gangguan vitalitas, Baraas tetap menggunakan metoda tarik jarum, metoda yang menggunakan media arus listrik. Tetapi untuk pasien-pasien yang tergolong parah, dia mengkombinasikannya dengan ramuan herbal, yang telah diracik menyerupai sebuk kopi.

Dengan tambahan kopi racikan itu, Baraas menerangkan, menjadi salah satu pilihan mengobati gangguan dalam kehangatan berumah tangga, dengan hasil ces pleng. Kopi itu diracik dari bahan-bahan herbal seperti Tribulus, Maca, Panax Gingseng, Tongkat Ali, Yohimbe dan Purwoceng, sedikit kopi dan cokelat. Bahan-bahan itu, katanya, selain secara alami dapat meningkatkan hormon testosteron, sangat baik untuk reproduksi, serta memperkuat ereksi dan gairah kaum laki-laki. Ramuan herbal itu, tambah Baraas, juga dapat meningkatkan kesuburan reproduksi, gairah seksual dan vitalitas kaum hawa.

"Berdasarkan pengakuan pasien, setelah diterapi dan meminum ramuan yang saya berikan, mereka menyatakan kepuasannya, " katanya.

Walau awal mulanya, ramuan yang diracik Baraas hanya untuk hal-hal yang berkaitan dengan masalah vitalitas dan kejantanan, namun ternyata banyak pasien yang mengaku encoknya sembuh setelah meminum ramuan itu.

"Encok saya yang sudah menahun, sembuh setelah mengkonsumsi ramuan yang diberikan Haji Baraas," kata Hartati, yang tinggal di Denpasar Barat.

Pasien lainnya, Munandar asal Buleleng Barat, menyatakan benar-benar terbantu setelah mendapatkan terapi dan ramuan dari terapis itu. Dia mengaku menemukan kembali kehangatannya dalam berumah tangga. Wiraswastawan itu datang dan mengadukan keluhannya. Dengan dua kali mendapatkan terapi tarik jarum, dia merasa benar-benar pulih.

Walau hasil pengobatannya banyak diakui pasiennya, Baraas yang berprofesi sebagai wartawan sebuah harian di Jakarta itu, belum membuka praktik sebagaimana terapis lainnya. Namun di tengah kesibukannya sebagai jurnalis, dia mengaku akan tetap membantu mereka yang memerlukan. "Tapi harus menelepon dulu, karena siang hari saya harus menjalankan tugas jurnalistik. Saya biasa menangani pasien sehabis shalat Isya," katanya.

Baraas belajar pengobatan sejak 1990-an, namun hanya digunakan membantu teman-temannya seprofesi dan mitra kerja saat bertugas di lapangan. Awalnya dia belajar memijat hanya menggunakan jari. Karena belum merasa puas terhadap kemampuannya, dia kemudian terus mempelajari beberapa metode lainnya. Baraas kemudian belajar metoda pengobatan dengan tarik jarum dari seorang terapis asal Sumenep, Madura, Drs Firman Taufiq, yang juga mengajari Baraas meracik aneka ramuan herbal.

Lelaki asal Desa Loloan Barat, Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana itu, biasa mengobati pasien di kediamannya di Perumahan Nuansa Timur, Ubung Kaja, Kota Denpasar. Peminat dapat menghubungi nomor kontak 0361 7428433 ; 0811396116 atau 08179711277.(*)

Pewarta:

Editor : Masuki


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011