Denpasar (Antara Bali) - Jero Puspawati yang telah turut mengharumkan nama Kabupaten Badung dan Bali pada umumnya lewat kelihaiannya menampilkan tari arja, meninggal dunia dalam usia 76 tahun.

Kepala Bagian Humas dan Protokol Setda Kabupaten Badung I Wayan Weda Dharmaja, SIP, MSi dalam penjelasannya, Minggu menyebutkan, Puspawati yang kemudian dikenal sebagai pelatih tari arja, meninggal dunia di Geriya Gede Bongkasa, Abiansemal, Sabtu (21/5) pukul 14.00 Wita.

"Beliau wafat karena sakit. Upacara pelebon atau pengabenan jenazah almarhum, rencananya diselenggarakan Senin (23/5) di Setra Desa Adat Bongkasa," katanya.

Semasa hidupnya, Jero Puspawati dikenal oleh masyarakat luas, termasuk kalangan wisatawan asing, lewat kepiawaiannya menampilkan tari arja, seni tradisi Bali yang diwarnai penyampaian pesan-pesan bernada humor.

Seniman kelahiran Desa Pejeng, Kabupaten Gianyar, sekitar tahun 1933 itu, dalam perjalanan kariernya dikenal mahir menari memerankan tokoh Limbur dan Mantri Buduh.

Istri dari almarhum Ida Bagus Made Raka, yang juga seniman tari baris dan jauk dari Geriya Gede Bongkasa itu, bersama sang suami memprakarsai pembentukan grup Parwa Agung Blahkiuh yang sempat berjaya dan masih bertahan hingga kini.

Di samping sebagai pelaku seni, kata Weda Dharmaja, almarhum Jero Puspawati hingga masa tuanya tetap aktif menjadi pelatih seni tari Arja di berbagai desa di Bali, selain di bidang "pesantian".

"Pengabdian di jagat seni tari itulah yang mengantarkan beliau meraih penghargaan Kerthi Budaya dari Pemerintah Kabupaten Badung pada tahun 1996," katanya.

Almarhum meninggalkan dua orang putri, yaitu Ida Ayu Wimba Ruspawati SST, MSn, yang adalah dosen ISI Denpasar serta Ida Ayu Mas Yuniari dan enam orang cucu.

Dua cucunya, yaitu Ida Bagus Gede Surya Peradantha, S.Sn, M.Sn dan Ida Ayu Gede Sasrani Widyastuti, merupakan calon penerus tradisi kesenian yang diwariskan almarhum.(*)

Pewarta:

Editor : Masuki


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011