Denpasar (Antara Bali) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Bali mengingatkan masyarakat setempat untuk belajar dari kasus meletusnya Gunung Merapi di Yogyakarta pada 2010 yang menewaskan juru kuncinya Mbah Maridjan, menyusul status Gunung Agung yang Waspada.

"Kita bukan tidak percaya pada hal-hal yang berbau spiritual, tetapi kita tidak boleh mengesampingkan kajian ilmiah, pengukuran ilmiah yang menggunakan peralatan modern," kata Kepala BPBD Bali Dewa Made Indra saat memberikan keterangan kepada awak media, di Denpasar, Senin malam.

Menurut dia, tewasnya Mbah Maridjan, semestinya menjadi pengalaman karena sang juru kunci terlalu bersandar pada keyakinan spiritual bahwa belum menerima wangsit, padahal pemerintah sudah mengeluarkan peringatan dini level IV (Awas).

"Pengalaman itu cukup menjadi pembelajaran bagi kita. Saya juga membaca bahwa ada pemangku (tokoh agama pimpinan pura-red) yang menyatakan belum menerima firasat, belum ada mimpi, belum ada pawisik terkait status Gunung Agung," ucapnya.

Demikian juga dengan keyakinan warga desa di dekat Gunung Agung saat peristiwa meletusnya pada 1963 yang justru semuanya tewas karena malah menyambut datangnya lahar dengan membunyikan gamelan.

"Saya bukan tidak percaya kepada hal-hal yang seperti itu, tetapi mari tidak mengesampingkan arahan resmi dari pemerintah yang bersandar pada penggunaan teknologi dan ilmu pengetahuan karena gunung berapi diamati dengan teknologi modern, bersandar pada ilmu pengetahuan," ujarnya.

Ilmu pengetahuan, lanjut dia, juga sudah memberikan kesimpulan yang terukur dan bisa dipertanggungjawabkan. Sedangkan hal-hal di luar ilmu pengetahuan, belum bisa dibuktikan kebenarannya.

"Ikuti arahan resmi dari pemerintah. Kita cukup belajar dari meletusnya Gunung Agung pada 1963 dan Gunung Merapi," ujarnya.

Terkait dengan status Gunung Agung yang sudah level Waspada, Dewa Indra mengharapkan masyarakat untuk tetap tenang dan tidak panik karena pemerintah telah menyiapkan berbagai bentuk kesiapsiagaan dan pemantauan terus dilakukan selama 24 jam.

"Titik tempat evakuasi juga sudah ditetapkan jika Gunung Agung nantinya benar-benar meletus dan sudah disusun rencana bagaimana cara membantu evakuasi warga dengan segala alat transportasinya," ucapnya. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017