Denpasar (Antara Bali) - Festival Agribisnis 2017 diselenggarakan Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Bali dalam empat hari pelaksanaannya membukukan transaksi mencapai Rp500 juta di daerah itu.
"Kalau dilihat dari transaksi yang terjadi, nampaknya respons masyarakat terhadap produk yang dihasilkan petani Bali dan produk pertanian unggulan lokal cukup menggembirakan," kata Sekretaris Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Bali Ir I Komang Ardana di Denpasar, Senin.
Menurut Ardana transaksi yang tercapai hingga Rp500 juta itu untuk penjualan sejumlah produk pertanian yang dipamerkan dalam Festival Agribisnis 2017, seperti berbagai tanaman hortikultura, bibit buah-buahan dan juga pangan olahan.
"Transaksi itu dari pembukaan tanggal 15 September sore, sampai hari ini jam 11.00 WITA," ucap Ardana.
Dia menambahkan mereka yang berbelanja dalam festival tersebut tidak hanya dari kalangan masyarakat umum, tetapi juga dari sejumlah mitra yang diundang, di antaranya pihak swalayan, hotel, restoran dan asosiasi-asosiasi yang bergerak di bidang pengolahan.
"Produknya `kan masih murni, belum diolah, harapan kami petani bisa bermitra dengan asosiasi untuk memperpendek rantai tata niaga, sehingga petani mendapatkan hak yang wajar. Demikian juga pelaku penanganan pascapanen juga mendapatkan harga yang wajar," ujarnya.
Oleh karena itu, Ardana sangat berharap ke depannya kegiatan serupa dapat terus ditingkatkan, baik yang dilaksanakan oleh Pemprov Bali maupun yang diprakarsai kalangan swasta ataupun organisasi lain yang melaksanakan pameran pertanian.
Di sisi lain, sebagai upaya untuk menjamin kesinambungan produk-produk pertanian, lanjut dia telah dikembangkan kawasan-kawasan pertanian dengan komoditas unggulannya masing-masing.
"Hal ini untuk memudahkan pembeli maupun mitra usaha guna mendapatkan komoditas unggulan, seperti kawasan pertanian bawang di daerah Kaldera Danau Batur, Bangli, sedangkan produk hortikultura di Baturiti Tabanan, serta tanaman jeruk di Kintamani, Bangli," ucapnya.
Dengan adanya pengklasifikasian kawasan produk pertanian juga akan memudahkan pihaknya untuk melakukan pembinaan kepada para petani.
Sebelumnya Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Bali Ida Bagus Wisnuardhana mengatakan perlu adanya gerakan pemasyarakatan produk pertanian lokal di tengah maraknya persaingan pasar, khususnya persaingan dengan produk pertanian impor.
"Melalui pelaksanan Festival Agribisnis, diharapkan produk pertanian lokal dapat lebih dikenal oleh masyarakat luas dan pihak pengguna produk pertanian lainnya," ujarnya.
Festival tersebut juga diharapkan akan dapat menumbuhkan kecintaan masyarakat terhadap produk pertanian lokal serta menumbuhkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya mengkonsumsi sayur dan buah-buahan untuk kesehatan. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
"Kalau dilihat dari transaksi yang terjadi, nampaknya respons masyarakat terhadap produk yang dihasilkan petani Bali dan produk pertanian unggulan lokal cukup menggembirakan," kata Sekretaris Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Bali Ir I Komang Ardana di Denpasar, Senin.
Menurut Ardana transaksi yang tercapai hingga Rp500 juta itu untuk penjualan sejumlah produk pertanian yang dipamerkan dalam Festival Agribisnis 2017, seperti berbagai tanaman hortikultura, bibit buah-buahan dan juga pangan olahan.
"Transaksi itu dari pembukaan tanggal 15 September sore, sampai hari ini jam 11.00 WITA," ucap Ardana.
Dia menambahkan mereka yang berbelanja dalam festival tersebut tidak hanya dari kalangan masyarakat umum, tetapi juga dari sejumlah mitra yang diundang, di antaranya pihak swalayan, hotel, restoran dan asosiasi-asosiasi yang bergerak di bidang pengolahan.
"Produknya `kan masih murni, belum diolah, harapan kami petani bisa bermitra dengan asosiasi untuk memperpendek rantai tata niaga, sehingga petani mendapatkan hak yang wajar. Demikian juga pelaku penanganan pascapanen juga mendapatkan harga yang wajar," ujarnya.
Oleh karena itu, Ardana sangat berharap ke depannya kegiatan serupa dapat terus ditingkatkan, baik yang dilaksanakan oleh Pemprov Bali maupun yang diprakarsai kalangan swasta ataupun organisasi lain yang melaksanakan pameran pertanian.
Di sisi lain, sebagai upaya untuk menjamin kesinambungan produk-produk pertanian, lanjut dia telah dikembangkan kawasan-kawasan pertanian dengan komoditas unggulannya masing-masing.
"Hal ini untuk memudahkan pembeli maupun mitra usaha guna mendapatkan komoditas unggulan, seperti kawasan pertanian bawang di daerah Kaldera Danau Batur, Bangli, sedangkan produk hortikultura di Baturiti Tabanan, serta tanaman jeruk di Kintamani, Bangli," ucapnya.
Dengan adanya pengklasifikasian kawasan produk pertanian juga akan memudahkan pihaknya untuk melakukan pembinaan kepada para petani.
Sebelumnya Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Bali Ida Bagus Wisnuardhana mengatakan perlu adanya gerakan pemasyarakatan produk pertanian lokal di tengah maraknya persaingan pasar, khususnya persaingan dengan produk pertanian impor.
"Melalui pelaksanan Festival Agribisnis, diharapkan produk pertanian lokal dapat lebih dikenal oleh masyarakat luas dan pihak pengguna produk pertanian lainnya," ujarnya.
Festival tersebut juga diharapkan akan dapat menumbuhkan kecintaan masyarakat terhadap produk pertanian lokal serta menumbuhkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya mengkonsumsi sayur dan buah-buahan untuk kesehatan. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017