Denpasar (Antara Bali) - Penerbangan NAM Air, bagian dari Sriwijaya Group akan melakukan rute baru dari Bali menjelajahi Bima (Nusa Tenggara Barat) dan Tambolaka, Nusa Tenggara Timur mulai 9 September 2017.

Commercial Director NAM Air Franky Can dikonfirmasi dari Denpasar, Senin, mengatakan pembukaan penerbangan tersebut dalam upaya memberikan pelayanan jasa kepada warga masyarakat maupun wisatawan yang bepergian ke daerah tersebut pergi pulang (PP).

"Jalur penerbangan yang dilayani NAM Air ke wilayah Bima dan Tambolaka dilakukan setiap hari sekali dengan pesawat jenis Boeing 737-500 dengan kapasitas tempat duduk 120 unit. Terdiri dari 112 kelas ekonomi dan delapan tempat duduk eksekutif," katanya.

Ia menjelaskan untuk rute ke Bima, penerbangan dari Bali diberangkatkan pukul 09.55 WITA dan tiba di Bima pukul 11.00 WITA. Sedangkan penerbangan dari Bima akan diberangkatkan pukul 11.40 WITA  dan tiba di Bandara Ngurah Rai, Bali pukul 12.35 WITA.

Untuk rute Denpasar (Bali) ke-Tambolaka berangkat pukul 13.10 WITA dan tiba di Tambolaka pukul 14.00 WITA. Sebaliknya dari Tambolaka ke Denpasar (Bali) berangkat pukul 08.30 WITA dan tiba pukul 09.20 WITA.

Menurut Franky, saat ini Sriwijaya Air Group mengoperasikan 52 pesawat jenis Boeing dan ATR dengan melayani 59 kota tujuan domestik dan regional.

"Kami menargetkan tahun 2017, Sriwijaya Air Group memiliki 60 pesawat yang tidak saja melayani wilayah Indonesia bagian timur, tapi juga melayani Indonesia bagian Barat," ucapnya.

Menyinggung terkait pertumbuhan, Franky mengatakan rata-rata antara 10 hingga 15 persen. Tahun 2015, Sriwijaya Air telah menerbangkan 9,2 juta penumpang reguler, meningkat 11,5 juta tahun 2016 dan tahun 2017 ini ditarget 13 juta penumpang.

Jumlah itu belum termasuk penerbangan carter pada tahun 2016 mencapai 600 ribu dan tahun ini ditarget hingga satu juta penumpang.

"Kami optimistis target itu tercapai karena semester pertama tahun ini sudah diterbangkan sekitar tujuh juta lebih. Apalagi kami akan menambah pesawat lagi hingga seluruhnya 60 buah," katanya.

Franky menambahkan pada Agustus 2015 Sriwijaya Air memperoleh sertifikat "Basic Aviation Risk Standard (BARS)" yang dikeluarkan oleh lembaga independen bertaraf internasional, "Flight Safety Foundation" atas kinerjanya dalam mengelola aspek standar keselamatan penerbangan.

Pada akhir tahun 2015, Sriwijaya Air kembali mendapat pengakuan menjadi maskapai penerbangan terbaik kedua dalam hal keselamatan transportasi.

"Sriwijaya Air sangat mengutamakan keselamatan. Kalau keselamatan sampai terganggu, kami lebih baik tidak terbang," ucapnya.

Sementara itu, Senior Manager Corporate Communication Sriwijaya Air Group Agus Soedjono menambahkan, penerbangan dari Bima ke Denpasar (Bali) akan terkoneksi dengan penerbangan ke kota-kota besar lainnya yaitu Jakarta, Yogyakarta, Surabaya, Labuan Bajo dan Makassar.

Sedangkan penerbangan dari Tambolaka ke Denpasar akan terkoneksi dengan penerbangan ke Jakarta, Yogyakarta, Surabaya, Maumere, Waingapu, Labuan Bajo dan Makassar. 

Agus mengatakan pembukaan rute dari dan ke Bima dan Tambolaka tersebut dikarenakan potensi dua kota yang sangat besar, baik dari sisi bisnis maupun pariwisata. Pembukaan rute ini diharapkan juga bisa meningkatkan perekonomian di daerah Bima dan Tambolaka.(I020)


 

Pewarta: Pewarta Komang Suparta

Editor : I Komang Suparta


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017